Jambi (ANTARA News) - Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Senin, dihadang dua pendekar Kerinci ketika hendak memasuki Desa Kementan Darat, Kabupaten Kerinci (Jambi), dalam kunjungan kerjanya, Minggu.

Dua pendekar Kerinci itu bersenjatakan pedang dengan berpakaian serba hitam, tanpa komando ternyata dua pendekar itu saling serang di depan gubernur. Belakang diketahui itu adalah tradisi mereka menyambut sang raja Jambi.

Kedatangan Gubernur Jambi ke Kementan, Kecamatan Air Hangat ini adalah menerima gelar adat yang diberikan masyarakat setempat bertepatan dengan momen Kenduri Sko atau Kenduri Pusako (Pusaka).

Kenduri Sko yakni sedekah besar-besaran yang diselenggarakan Tigo Luhah (tiga penguasa), yakni Luhah Radjo Mudo, Luhah Depati Mudo dan Luhah Sko Bajo.

Gelar adat yang diterima Gubernur Jambi yakni Depati Stuo, pemberian gelar ditandai dengan penyerahan keris dari tigo Luhah ditandai pemukulan gong sebanyak tiga kali.

Tokoh masyarakat setempat, Rio Nahri Lasar, mengatakan bahwa Kenduri Sko dilaksanakan dalam lima tahun sekali, Kenduri Sko tahun Ini merupakan yang pertama dihadiri gubernur Jambi.

Warga setempat, Ariyadi, mengatakan, Kenduri Sko tujuannya yakni memandikan barang-barang pusaka yang sudah berumur ratusan tahun milik tuo tenganai desa setempat. Benda pusaka itu seperti, pedang, keris, tombak, batu, piring, rambut dan lain-lain.

Ariyadi juga mengungkapkan, satu bulan menjelang kenduri, semua arwah penghuni benda pusaka dipanggil dan berkumpul. Uniknya benda-benda pusaka yang disimpan di rumah pusaka juga terkadang menghilang. Setelah dipanggil oleh nenek mamak melalui ritual, benda pusaka itu datang lagi untuk dimandikan, kata Hendri.

Menariknya lagi, warga setempat terlihat kompak untuk menyelenggarakan Kenduri Sko itu, setidaknya mereka harus memotong satu hewan seperti kerbau dan sapi untuk dimakan bersama-sama. Tidak dipungkiri pelaksanaan Kenduri Sko menghabiskan anggaran mencapai ratusan juta.

Sementara itu, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang terjadi, masyarakat Kerinci masih mampu mempertahankan kearifan lokal yang telah dimiliki secara turun menurun.

"Saya berterimakasih atas pemberian gelar adat ini, saya juga memberika apresiasi yang tinggi untuk seluruh lapisan masyarakat yang telah mampu mempertahankan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di bumi Sakti Alam Kerinci dari generasi ke generasi," kata Hasan Basri.

Selain itu, gubernur juga meminta kepada seluruh lapisan masyarakat Jambi umumnya, untuk dapat mengimplementasikan berbagai kearifan lokal yang penuh dengan kebijakan dan filosofi kehidupan tersebut dalam aktivitas sehari-hari sehingga dapat terus diwariskan.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015