Malang (ANTARA News) - Pelatih Arema Cronus Indonesia Malang, Jawa Timur, Suharno mengaku pembatalan sejumlah pertandingan Liga Super Indonesia (LSI) 2015 karena tidak turunnya izin dan rekomendasi dari kepolisian akan menganggu mental pemain.

"Keputusan Polri yang tidak memberikan izin pertandingan ini sangat berpengaruh terhadap mental pemain, bahkan akan menganggu mental mereka. Kita sudah menyiapkan pertandingan sebaik mungkin, termasuk PBR, namun tiba-tiba dibatalkan, apa pemain tidak langsung down," kata Suharno di Malang, Sabtu.

Secara pribadi, lanjutnya, dirinya sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Kekecewaan itu tidak hanya menghinggapi dirinya sebagai pelatih, tetapi kekecewaan yang sama juga dirasakan oleh pemain, manajemen Arema, suporter maupun PBR Bekasi.

Selain mental pemain, kata Suharno, secara nonteknis manajemen juga rugi besar karena terancam kehilangan dana dari sponsor. Namun demikian, pihaknya tetap menghormati keputusan Polri dan masalah tersebut biar menjadi dituntaskan PSSI serta PT Liga Indonesia.

Yang terpenting baginya adalah mengembalikan mental pemain dan konflik di tubuh persepakbolaan diTanah Air segera selesai. "Mudah-mudahan tetap ada jalan keluar yang terbaik dan tidak merugikan dunia sepak bola kita," ujarnya.

Tidak hanya kubu Arema yang merasakan kekecewaan atas pembatalan peratndingan tesrebut, PBR Bekasi pun merasakan hal yang sama, apalagi pemain, official dan manajemen PBR sudah tiba di Malang sejak Kamis (23/4) untuk meladeni tuan rumah, Arema.

"Dengan dibatalkannya pertandingan hari ini, tentu kami sangat kecewa, apalagi pembatalan pertandingan karena tidak ada rekomendasi daan izin dari kepolisian juga baru disampaikan tadi malam (Jumat, 24/4), padahal kami sudah menyiapkan laga secara optimal," kata Asisten Pelatih PBR, Peri Sandria.

Peri mengaku timnya tetap datang ke Malang untuk melakoni pertandingan yang dijamu Arema dan menghindari WO, namun pihaknya tetap mengikuti aturan jika kepolisian tidak memberikan izin pertandingan, meski secara finansial tim dan manajemen PBR merugi, bahkan kerugian tidak hanya materi, tetapi juga mental pemain.

Oleh karena itu, katanya, untuk menghindari kerugian materi yang lebih besar akibat membengkaknya akomodasi, tim PBR akan segera meninggalkan Malang. "Secepatnya kita balik kandang karena biaya untuk seluruh tim dan manajemen itu tidak sedikit dan kami juga tidak akan menuntut siapapun atas kerugian ini, tapi kami akan klaimkan semua biaya ke PT Liga Indonesia," tandasnya.

Sementara Ketua Panpel Arema, Abdul Haris mengaku kerugian kibat dibatalkannya peratndingan tersebut mencapai sekitar Rp300 juta. Kerugian itu dari biaya mencetak tiket serta persiapan-persiapan pertandingan lainnya.

Laga Arema menjamu PBR Bekasi yang sedianya digelar Sabtu (25/4) dibatalkan karena tidak memperoleh izin dan rekomendasi dari kepolisian.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015