Acara pernikahan ini sederhana, yang mengadakan besan Pak Jokowi yaitu pak Didit Supriyanto dan ibu Partini (orang tua Selvi Ananda)."
Solo (ANTARA News) - Pernikahan anak pejabat terlebih anak presiden umumnya berlangsung megah dan mewah, namun pemandangan itu tidak terjadi dalam rangkaian acara pernikahan antara putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dengan kekasihnya Selvi Ananda.

Meskipun berlangsung dibalik pengamanan ketat personel TNI-Polri, sebagai sebuah standar prosedur, pernikahan Selvi dan Gibran sejatinya tetap berlangsung sederhana.

Di sepanjang jalan masuk ke kediaman Gibran hanya dipasang tenda berwarna putih-emas yang melintang layaknya pernikahan kalangan biasa.

Tenda serupa dipasang pula di depan kediaman Selvi Ananda yang jaraknya hanya berkisar 200 meter dari rumah Gibran.

"Acara pernikahan ini sederhana, yang mengadakan besan Pak Jokowi yaitu pak Didit Supriyanto dan ibu Partini (orang tua Selvi Ananda)," ujar Setiawan Prasetyo, yang merupakan paman Jokowi di Solo, Selasa.

Menurut Setiawan, pernikahan Gibran dan Selvi sedapatnya menggunakan dana dan logistik pribadi.

Selain acara prosesi adat di kediaman kedua calon mempelai, resepsi pun berlangsung di Gedung Graha Saba Buana milik Jokowi. Sementara katering menggunakan katering Chili Pari yang dikelola Gibran Rakabuming.

"Event organizer nya juga dari keluarga Pak Jokowi sendiri," ujar Setiawan.

Dilihat dari kacamata orang awam, pernikahan yang digelar besan Jokowi memang dekat dengan kesederhanaan, atau dengan kata lain tidak menampakkan sebuah kemewahan berarti.

Jika mau, Jokowi sebagai Presiden pasti bisa menggelar rangkaian acara pernikahan yang puluhan kali lebih megah, terbatas bagi kalangan pejabat dan tidak melibatkan rakyat.

Libatkan rakyat
Pernikahan Selvi-Gibran tidak tertutup dan terbatas. Pihak keluarga nampaknya ingin rakyat turut serta dalam kebahagiaan pernikahan Selvi-Gibran.

Sebagai buktinya, dalam rangkaian pernikahan Selvi-Gibran, pihak keluarga menyediakan waktu khusus bagi warga untuk hadir di malam Midodareni yakni malam dimana calon mempelai wanita akan dimandikan dan diperlakukan bak seorang bidadari.

"Midodareni berlangsung Rabu 10 Juni 2015, disana masyarakat boleh datang, pasti banyak sekali yang akan datang menyaksikan, mau tidak mau tentu harus diterima," ujar Setiawan.

Selain itu, Presiden Jokowi secara khusus juga mengerahkan sekitar 200-an tukang becak yang dipilih dari berbagai kelompok tukang becak, untuk mengantar tamu undangan dari sejumlah titik lapangan parkir ke gedung resepsi, Graha Saba Buana yang akan berlangsung Kamis (11/6).

Menurut seorang tukang becak, Tri Raharjo, 200 pengayuh becak diambil dari total 15 ribu tukang becak. Mereka dipilih dari kantong-kantong paguyuban becak yang tersebar di seluruh penjuru Solo.

"Sengaja diambil perwakilan dari masing-masing kantong paguyuban biar merata," ujar Tri.

Namun, Tri mengaku agak kecewa, karena dirinya tidak termasuk di antara 200 tukang becak yang didaulat menjadi pengantar tamu undangan Selvi-Gibran.

"Saya agak kecewa karena tidak terpilih. Tukang becak pengantar tamu itu dibayar Rp200 ribu per hari. Saya kecewa bukan masalah uangnya, tapi kebanggaannya itu," kata dia.

Meskipun demikin Tri tetap mendoakan agar pernikahan Selvi dengan Gibran dapat berlangsung lancar dan keduanya diberikan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Selvi menantu sederhana
Kesederhanaan pernikahan putra Presiden RI Jokowi tidak hanya terletak pada pagelarannya saja. Ternyata, calon menantu mantan wali kota Solo itu pun sosok sederhana.

Menurut cerita dari Tri Rahardjo sang pengayuh becak, di kalangan tukang becak, sosok Selvi Ananda kerap menjadi pembicaraan. Selvi dikenal sebagai anak gadis dari keluarga biasa yang sederhana.

"Mas Gibran hebat, memilih Selvi yang bukan merupakan anak pejabat. Kan biasanya anak pejabat berpasangan dengan anak pejabat," kata Tri.

Tri mengatakan berdasarkan informasi yang beredar di kalangan tukang becak, orang tua Selvi bekerja sebagai penjual pecel lele di salah satu pusat jajanan di Solo.

"Keluarga Pak Jokowi itu bersahaja tidak pilih-pilih besan. Selvi biasa membantu orang tuanya berjualan pecel lele, di kawasan Galabo, Solo," terang dia.

Oleh Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015