Selama hidupnya beliau menjadi dosen dengan karier di Universitas Ngurah Rai Denpasar."
Denpasar (ANTARA News) - Tokoh pendidikan almarhum Tjokorda Gede Atmadja SH akan dilakukan prosesi "pelebon" (kremasi) di Setra Negara, Batuan, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu, dengan upacara tingkatan utama menggunakan sarana "bade, lembu dan naga banda".

Menurut putra sulung alamarhum Tjokorda Gede Atmadja, Cokorda Gede Suweta Sutasoma di sela persiapan upacara di Gianyar, Minggu mengatakan orang tuanya telah meninggal dunia 28 Desember 2014, namun pada waktu itu hanya baru dikremasi saja pada 14 Januari 2015 dengan tingkatan upacara "mekingsan di geni".

"Jadi prosesi upacara pelebon baru bisa dilaksanakan hari ini, karena bertepatan dengan padewasan ayu atau hari baik untuk melakukan upacara pitra yadnya," ucapnya.

Cokorda Suweta Sutasoma menuturkan bahwa orang tuanya (Cok Atmadja) sejak menamatkan pendidikan di perguruan tinggi sudah aktif mengajar menjadi dosen Kopertis Wilayah VIII Bali-Nusra.

"Selama hidupnya beliau menjadi dosen dengan karier di Universitas Ngurah Rai Denpasar. Sejak itu kariernya naik menjadi pembantu rektor, hingga jabatan rektor lebih kurang 15 tahun," ujarnya.

Selain itu, kata dia, Cok Atmadja juga pendiri Yayasan Jagaditha, disamping juga menjadi pengamat politik serta staf ahli dibidang hukum.

"Beliau juga menjadi salah satu pendiri Perhimpunan Indonesia-Tionghoa Indonesia (Inti) Bali dan selama itu juga menjadi dewan pembina di organisasi tersebut," katanya.

Almarhum Cok Atmadja meninggalkan istri, Anak Agung Raka dengan tiga anak, yakni Cokorda Gede Suweta Sutasoma, Cokorda Istri Maha Dalem dan Cokorda Gede Mahadi Apta Wisista, serta dua cucu.

Sementara itu, di sela-sela upacara "pelebon" tersebut, Ketua Pengurus Daerah Inti Bali Sudiarta Indrajaya mengaku kehilangan sosok Cok Atmadja, karena semasa hidupnya sangat aktif di organisasi Inti dan dengan penampilan yang sederhana namun sangat luas wawasan berpikirnya.

"Penampilan kesederhanaan penuh dengan kebajikan serta tidak merepotkan orang lain, patut kami jadikan teladan dalam kehidupan bermasyarakat. Dan kami mendokana agar arwah beliau menyatu dengan sang pencipta sesuai dengan amal bhaktinya," katanya menambahkan.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015