Tampaknya pembicaraan nuklir di Iran telah menghasilkan kemacetan, bukan terobosan
Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam perundingan antara Iran dan negara P5+1, dan pada Minggu (5/7) mengatakan terobosan yang dilaporkan dalam perundingan itu "lebih condong menjadi macet".

"Tampaknya pembicaraan nuklir di Iran telah menghasilkan kemacetan, bukan terobosan," kata Netanyahu kepada para menteri dan media pada awal pertemuan mingguan kabinet, demikian pernyataan dari kantornya.

Perdana Menteri Israel tersebut, yang kembali menyampaikan bahaya yang ditimbulkan oleh Iran yang memiliki nuklir terhadap Israel, mengatakan negara P5+1 --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia ditambah Jerman-- membuat makin banyak konsesi saat hari-hari berlalu sebelum kesepakatan akhir mengenai kemampuan nuklir Iran.

Netanyahu menambahkan kesepakatan yang sedang dirancang belakangan ini lebih buruk dibandingkan dengan kerangka kerja yang diumumkan di Lausanne pada awal April, demikian laporan Xinhua, Senin pagi. Kesepakatan itu, katanya, akan "melicinkan jalan bagi pembuatan banyak bom atom".

Ia juga mengatakan kesepakatan tersebut, sebagaimana kondisinya saat ini, akan "menyalurkan kepada Iran ratusan miliar dolar" dengan pencabutan sanksi, sehingga akan "memungkinkannya mendukung kegiatan teror" di seluruh dunia.

Netanyahu mengatakan kesepakatan itu, menurut dia, "lebih buruk ketimbang kesepakatan dengan Korea Utara yang menghasilkan penimbunan nuklir di negeri tersebut". Ditambahkannya, dalam kasus Israel, Iran menimbulkan ancaman konvensional dan non-konvensional.

Setelah menyatakan kesepakatan kerangka kerja di Lausanne pada April, semua delegasi menetapkan tenggat 30 Juni guna mencapai kesepakatan akhir yang akan mencegah ambisi nuklir Iran sebagai imbalan bagi pencabutan sanksi ekonomi --yang melumpuhkan dan dijatuhkan atas Republik Islam itu selama satu dasawarsa belakangan.

Kedua pihak mengumumkan dalam satu pekan belakangan tenggat untuk menyusun kesepakatan akhir ialah 7 Juli, ditunda satu pekan dari tenggat asli.

Semua pihak dalam pembicaraan tersebut mencapai kesepakatan sementara pada November 2013, sebab masih ada jurang pemisah antara lain mengenai beberapa masalah termasuk eksport uranium yang diperkaya dan masalah pelaksanaan klausul kesepakatan itu dan pengawasan atas instalasi nuklir Iran, serta besanya pencabutan sanksi.

Netanyahu menekankan bahaya dari Iran yang memiliki nuklir dan menyatakan negara P5+1 mesti "menunggu kesepakatan yang lebih baik" yang akan menghancurkan sama sekali kemampuan Iran untuk membuat senjata nuklir.

Pekan sebelumnya, Netanyahu mengutuk apa yang ia sebut "konsesi" yang dibuat negara besar dunia kepada Iran, dan mengatakan sikap negara P5+1 saat ini adalah "kemunduran mencolok" dari kesepakatan yang diumumkan di Lausanne.

(Uu.C003)

(T.C003/A/C003/C003) 06-07-2015 07:16:53

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015