Saya kira bulu tangkis adalah olahraga terbaik di dunia
Jakarta (ANTARA News) - Pemain senior bulu tangkis Amerika Serikat Mathew Fogarty ingin membuktikan bulu tangkis sebagai olahraga tersehat sekaligus olahraga individu terbaik di dunia dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015.

"Saya kira bulu tangkis adalah olahraga terbaik di dunia. Saya seorang dokter. Saya mengambil cuti kuliah kedokteran dan mengembangkan latihan saya. saya kembali ke bulu tangkis untuk membuktikan kepada dunia ini adalah olahraga tersehat dan olahraga individu terbaik di dunia," kata Mathew selepas bertanding bersama pasangannya Bjorn Seguin melawan Andrei Adistia-Hendra Aprida Gunawan di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Senin.

Meskipun kalah 18-21 dan 8-21 dari pasangan Indonesia, Mathew mengaku gembira dapat bermain di Jakarta karena kemeriahan dan kegembiraan para penonton.

"Ini adalah ketujuh kali saya lolos kualifikasi Kejuaraan Dunia. Saya ikut lima kejuaraan dan tidak ikut dalam dua kejuaraan. Saya senang bermain dengan para pemain muda dan melihat mereka muncul dan saling bertanding," kata atlet berusia 58 tahun itu.

Mathew mengaku berlatih enam hari setiap pekan selepas bekerja dan melanjutkan latihannya pada Minggu.

"Saya belum pernah mengikuti Olimpiade. Tapi kami berharap dapat melakukan yang lebih baik untuk bermain di Rio. Saya kira ada peluang bagi saya dan Bjorn jika kami terus bermain dan punya keberuntungan," kata Mathew.

Mathew menuturkan Asosiasi Bulu Tangkis Nasional di AS punya persoalan dan perlu perbaikan karena tidak memilih pemain terbaik.

"Ini adalah olahraga individu. Olahraga ini seperti golf karena para pemain terbaik dapat terus bermain. Pemain terbaik harus mendapatkan penghargaan atas kejuaraan yang mereka ikuti," kata Mathew.

Sementara, Bjorn mengaku telah dua tahun bermain bersama Mathew dalam pertandingan-pertandingan bulu tangkis internasional.

"Saya tidak tahu bagaimana masa depan kami dalam olahraga bulu tangkis di Amerika. Saya hanya fokus untuk menjalani satu-per-satu pertandingan," kata Bjorn.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015