Mengenang Elfa, selalu berat buat saya
Jakarta (ANTARA News) - Banyak yang mengartikan metamorfosa merupakan perubahan dari suatu hal menjadi sesuatu yang lebih baik, namun penyanyi Andien memiliki jawaban yang lebih singkat.

"Metamorfosa itu saya," kata Andien dalam sebuah video yang diputar di konser "Metamorfosa 15 Tahun Andien".

Memilih metamorfosa, lazimnya metamorfosis bila merujuk pada kamus bahasa Indonesia, sebagai tajuk perayaan karier sang penyanyi terjawab dalam konser akrab yang diadakan di Jakarta Convention Center, Selasa malam, Andien ingin menunjukkan perjalanan dirinya pada konser tersebut.

"Saya mau ngasih tahu segala ketidaksempurnaan saya. Saya ingin mengungkapkan absurdity saya ini," kata Andini Aisyah Haryadi.

Perempuan yang baru saja berusia 30 tahun ini pun memulai ceritanya...

Ketika berusia sekitar tiga tahun, Andien kecil sangat menyukai lagu "Step by Step" milik New Kids On The Block yang kerap diputar di laser disc.

Dua adiknya menjadi penonton di panggung berupa kasur yang digelar. Usai bernyanyi Andien pun menyalami mereka bak penyanyi betulan yang sedang manggung.

"Alhamdulillah, malam ini ada kejadian seperti itu," kata dia.

Konser bertema perjalanan karier tidak lantas membuat Andien menyusun alur konser berdasarkan urutan waktu ia mulai terjun ke dunia musik hingga karya-karya terbarunya.

Sebagai pembuka, ia membawakan "Aku Di Sini Untukmu", lagu milik Dewa 19 yang ia nyanyikan ulang di album "#Andien" keluaran 2013.

Lagu pertama yang membuat namanya terkenal, "My Funny Valentine" ia bawakan di pertengahan pertunjukan dengan pendekatan yang berbeda.

Standard jazz yang antara lain dinyanyikan oleh Frank Sinatra, Ella Fitzgerald hingga Chaka Khan ini ia bawakan dengan nuansa elektronik, hasil kolaborasi dengan beatbox dari Jevin Julian dan Lloyd Pop, teman masa kecilnya.

Pemilihan lagu tanpa mengikuti alur waktu perjalanan kariernya selain tidak menyebabkan penonton merasa bosan juga membuat Andien leluasa menceritakan tentang dirinya.

Dalam salah satu segmen, Andien mengenang kerasnya dunia tarik suara bagi pendatang baru yang masih belia seperti dirinya.

Kemampuan bernyanyinya diragukan sempat membuat ia menangis, namun Andien menganggapnya sebagai perjuangan.

"Dulu saya nangis, sekarang saya bersyukur pernah ada di fase itu," kata dia.

Bercerita merupakan salah satu gimmick yang ia rancang di konser ini. Dengan suguhan humor dan cerita dari Andien, tidak terasa konser berlangsung hampir 3,5 jam.

Perjalanan musik Andien di tangan lima music director: Nikita Dompas, Rishanda Singgih, Aghi Narotama, Dandy Lasahido dan Ali Akbar pun berwarna.

Pop, swing jazz rasa big band hingga sentuhan elektronik terasa dalam lagu-lagu hits yang dibawakan sang penyanyi, seperti "Tentang Aku", "Saat Bahagia", "Teristimewa", "Gemintang" dan "Pulang".

Andien pun sempat nge-rock saat memabawakan "Let I Be My Way" dengan The Cash, trio Tora Sudiro (gitar), Vincent Rompies (bass), Desta (drum) yang memiliki vokalis baru Ringgo Agus Rahman.

Andien tidak tampil sendiri malam itu. Ia juga menggandeng trio Gamaliel Tapiheru, Audrey Tapiheru dan Cantika Abigail, Teza Sumendra serta Yovie Widianto dalam konser 15 tahun dirinya berkarya.

Konser fesyen

Selain dunia tarik suara, Andien juga terkenal dengan kesukaannya pada dunia fesyen sehingga ia juga bekerja sama dengan Mel Ahyar, Didi Budiarjo, Sapto Djojokartiko, Tri Handoko dan Danjyo Hiyoji dalam konsernya.

Ia juga menggandeng Rinaldi sebagai perancang aksesori rambut dan Nefrin Fadlan untuk sepatu.

Konser pun terasa bagai pagelaran busana karena hampir setiap lagu Andien berganti baju.

Seperti Katy Perry, Andien pun berganti baju di panggung. Bedanya, bila pakaian Perry merupakan penunjang lagu, busana yang dikenakan Andien menunjukan selera berpakaian sang penyanyi.

Saat muncul dari panggung pada lagu pertama, Andien mengenakan baju penuh dengan kelap-kelip berwarna biru metalik. Segera saja ketika masuk ke lagu "Rindu Ini", penari latar dengan sigap mempreteli baju itu dan memasang rok tutu putih yang dipandankan dengan terusan kemben dan stoking biru yang sudah Andien kenakan.

Di lain waktu, Andien mengenakan terusan berpotongan sederhana dengan print wajahnya.

Ia mengenakan baju model coat selutut berwarna krem dengan gradasi merah rancangan Tri Handoko lengkap dengan hiasan kepala dan sepatu berwarna senada.

Jumpsuit panjang dan ketat berwarna hitam yang dikenakannya saat membawakan "Teristimewa" pun langsung menjadi gaun saat dipadukan dengan luaran terusan.


Mengenang Elfa Secioria
Andien tidak lupa memberi penghormatan bagi pembimbing yang turut membesarkan namanya, mendiang Elfa Secioria.

"Mengenang Elfa, selalu berat buat saya," kata Andien dengan nada sendu dari atas panggung.

Metamorfosa Andien tidak lepas dari Elfa Secioria.

Andien, yang mulai mengikuti lomba nyanyi di daerah tempat tinggalnya di Jakarta, masuk Elfa Music Studio ketika ia duduk di sekolah dasar dan album perdananya, "Bisikan Hati" (2000) pun diproduseri oleh Elfa Secioria.

Andien membawakan "Selamat Jalan Kekasih", sebuah lagu yang ditulis Elfa dan dipercayakan kepadanya saat ia mengikuti festival nyanyi di Shanghai beberapa tahun silam.

Lagu tersebut ditulis Elfa untuk seorang temannya yang kehilangan pasangannya akibat kecelakaan pesawat.

Lagu tersebut, kata Andien, belum pernah direkam.

"Hari ini saya ingin nyanyikan buat almarhum," kata dia.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015