Banyak kegiatan untuk mengurangi sampah yang bisa dilakukan"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Sub Bidang Kelestarian Lingkungan, Kantor Pengelola Lingkungan Hidup Kotamadya Jakarta Selatan Yayat Supriatna mengatakan bahwa masyarakat perlu mengubah pola pikir bahwa sampah adalah musuh.

"Ubah pola pikir kalau sampah bukan musuh," kata Yayat di acara Bank Sampah Unilever, di Jakarta, Selasa.

Yayat mengatakan mengubah pola pikir tersebut memang sulit sehingga dibutuhkan kesadaran dari setiap masyarakat. Pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi sebuah tantangan. 

Data Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta mencatat tumpukan sampah telah mencapai lebih dari 6.000 ton per hari dan sekitar 17 persenadalah sampah plastik. Diperkirakan pada 2025, produksi sampah di Indonesia akan mencapai angka 130.000 ton per hari jika permasalahan sampah belum terselesaikan dengan baik.

"Sampah kalau dibiarkan akan membawa malapetaka, tetapi kalau dikelola maka akan membawa berkah," tutur Yayat yang bercita-cita menjadi pengepul sampah saat sudah pensiun.

Ia menilai bahwa salah satu pengurangan sampah yang lebih tepat yakni melalui Bank Sampah. Menurut Yayat, Bank Sampah tidak hanya memberi kontribusi mengurangi sampah tetapi keterampilan daur ulang sampah menjadi produk yang kreatif.

"Banyak kegiatan untuk mengurangi sampah yang bisa dilakukan," ujarnya.

Lebih lanjut, Yayat mengatakan bahwa program Bank Sampah jangan hanya menyasar masyarakat tetapi juga dunia pendidikan Indonesia.

"Kita jangan diam di tempat, jangan hanya Bank Sampah yang ada di masyarakat tetapi justru mengarah ke dunia pendidikan. Kita ubah pola pikir kebiasaan anak, mengingatkan keluarga dan lingkungan," jelas Yayat.

Pada tahun 2014, sebanyak 976 Bank Sampah dibawah binaan Yayasan Unilever Indonesia yang tersebar di 10 kota di Indonesia telah membantu mengurangi 2.100 ton sampah (bernilai Rp2.8 miliar) yang dikontribusikan oleh 165.895 nasabah.

Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015