Jakarta (ANTARA News) - Corporate Communication Manager Perum Peruri Siwi Widjayanti mengatakan, Peruri menargetkan mencetak 9,5 miliar bilyet (lembar) uang kertas dan sebanyak 1,6 miliar uang logam pada 2015.

"Pencetakan uang ini disesuaikan dengan permintaan Bank Indonesia yang tentunya didasarkan pada kondisi perekonomian," kata Siwi pada Media Gathering di Gedung Perum Peruri, Karawang, Jawa Barat, Kamis.

Dia mengatakan, dalam perkembangan Peruri selain mencetak uang Republik Indonesia, juga melayani permintaan pencetakan uang dari luar negeri, termasuk surat berharga lainnya seperti surat tanah, materai dan uang angkat yang digunakan untuk cendera mata.

Sebagai gambaran, untuk layanan pemesanan dari luar negeri, pemerintah Nepal telah memberikan kepercayaan pada Peruri untuk mencetak uang rupis yang telah berjalan sekitar tiga tahun.

"Jumlah pencetakan mata uang Nepal itu sekitar 10 persen atau sekitar 0,95 miliar bilyet dari jumlah permintaan Bank Indonesia," katanya.

Selain melayani pencetakan mata uang dalam dan luar negeri, khusus untuk surat berharga berupa blangko ijazah ataupun sertifikat pendidikan tinggi, Perum Peruri sudah melayani lebih dari 10 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.

Sementara itu, Kepala Devisi Sistem Pembayaran Bank Indonesia Wilayah Sulsel Dery Rossianto mengatakan, untuk pengalokasian ataupun pendistribusian uang baru ke sejumlah daerah disesuaikan dengan kondisi daerah bersangkutan.

"Dalam hal ini akan dilihat dari pertumbuhan ekonominya, tingkat inflasi dan deflasinya dan faktor-faktor penunjang lainnya, sehingga total uang yang dicetak setiap tahun itu tidak sama jumlah pendistiribusiannya ke masing-masing daerah," ujarnya.

Kendati tidak menyebutkan nominal uang baru yang dialokasikan ke Sulawesi Selatan, Dery mengakui peredaran uang baru di Sulsel cukup besar dibandingkan daerah lainnya yang berada di bawah pertumbuhan ekonomi Sulsel. 

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015