Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia berbalik naik di perdagangan Asia, Kamis, setelah mengalami penurunan tajam sehari sebelumnya, tetapi harapan penambahan lagi dalam persediaan minyak mentah AS mempersuram situasi di pasar.

Para pedagang sedang menunggu pengumuman data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Kamis yang menunjukkan cadangan komersial di negara itu untuk indikasi permintaan di konsumen utama minyak mentah dunia.

Pengumuman data datang sehari lebih lambat dari biasanya karena libur hari Veteran AS.

Harga minyak mentah jatuh pada Rabu setelah sebuah laporan oleh American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah komersial AS telah melonjak lebih dari enam juta barel.

Kenaikan persediaan biasanya merupakan sinyal melemahnya permintaan dan berpengaruh negatif terhadap harga minyak.

Laporan EIA "akan memberikan petunjuk penting untuk perkembangan harga jangka pendeka", kata Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY.

Pada sekitar pukul 07.20 GMT, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember diperdagangkan 26 sen lebih tinggi pada 43,19 dolar AS per barela, dan minyak mentah Brent untuk Desember naik 22 sen menjadi 46,03 dolar AS per barel.

Namun demikian pada Rabu, WTI merosot 1,28 dolar AS dan Brent turun 1,63 dolar.

Gupta mengatakan pasar sedang mengaturan pandangannya pada pertemuan kebijakan bulan depan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Keputusan OPEC untuk mempertahankan tingkat produksi yang tinggi meskipun pasokan minyak mentah global berlimpah telah menyebabkan harga terjun lebih dari 50 persen dari puncak lebih daripada 100 dolar AS per barel pada pertengahan 2014.

Gupta mengatakan bahwa selama pertemuan puncak para pemimpin Arab dan Amerika Selatan pada Selasa, "anggota OPEC Ekuador mengatakan satu-satunya cara untuk menyeimbangkan pasar adalah memotong pasokan, dan berharap untuk mencapai kesepakatan antara produsen di pertemuan OPEC mendatang".

Para analis telah memproyeksikan bahwa kelebihan pasokan minyak mentah akan berlangsung jauh hingga tahun depan.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015