Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo dibuka sedikit lebih rendah pada Kamis, setelah dolar turun tajam terhadap yen, menyusul komentar dari seorang pejabat Federal Reserve yang menyatakan kekhawatirannya atas peningkatan risiko-risiko ekonomi.

Menurut AFP, penurunan greenback (dolar) pada Rabu terjadi setelah sebuah laporan mengecewakan tentang pertumbuhan sektor jasa AS dan komentar dari seorang pejabat tinggi Federal Reserve yang menyatakan kekhawatiran atas peningkatan risiko-risiko ekonomi.

Penguatan yen menekan profitabilitas eksportir Jepang, sehingga cenderung mengurangi permintaan untuk saham mereka.

Dolar berada pada 117,96 yen di perdagangan Asia pada Kamis terhadap 117,81 yen pada Rabu di New York dan 119,58 yen di sesi sebelumnya Tokyo.

"Dolar-yen telah kembali ke tempat mereka sebelum pelonggaran tambahan bank sentral Jepang (BoJ)," Mitsushige Akino, executive officer Ichiyoshi Asset Management, mengatakan kepada Bloomberg News.

BoJ mengejutkan investor pekan lalu setelah mengumumkan pengenalan suku bunga negatif sehingga yen jatuh .

Dalam perdagangan saham, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo kehilangan 0,7 persen, atau 120,14 poin menjadi 17.071,11, sedangkan yang lebih luas indeks Topix dari seluruh saham papan utama turun 0,98 persen atau 13,84 poin menjadi 1.392,43.

Pada Rabu saham-saham Tokyo jatuh lebih dari tiga persen karena yen yang lebih kuat memukul eksportir dan penurunan harga minyak menghidupkan kembali kekhawatiran tentang ekonomi dunia.

Saham global juga tersandung untuk sebagian besar hari, tapi reli sore di harga minyak membantu mengangkat indeks utama AS.

Dow dan S&P 500 ditutup menguat menyusul sesi bergejolak yang juga menampilkan penurunan besar dalam dolar terhadap mata uang utama lainnya.

Raksasa elektronika Jepang Panasonic dan Hitachi anjlok sekitar 10 persen pada sesi pagi Kamis setelah mereka memangkas proyeksi laba setahun penuh mereka.

Panasonic pada Rabu memangkas proyeksi pendapatan setahun penuh, mengutip pelambatan di Tiongkok dan negara-negara berkembang lainnya, sementara Hitachi juga mengutip pelambatan di Tiongkok sehingga memotong perkiraan laba bersih setahun penuh lebih dari 20 persen.

(A026)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016