Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Sensor Film (LSF) akan membuka perwakilan-perwakilan di luar Jakarta demi mempercepat proses sensor, khususnya film berbasis budaya setempat.

Selain karena keterbatasan anggota --jumlah komisioner LSF adalah 17 orang-- tenaga sensor di daerah dinilai lebih kompeten karena lebih memahami budaya di sana sehingga sensornya lebih tepat.

"Tahun ini diharapkan dapat menambah beberapa perwakilan LSF daerah," kata Ketua LSF Ahmad Yani Basuki Yani dalam konferensi pers Peringatan 100 Tahun Sensor Film Indonesia di Gedung Film Jakarta, Rabu.

Yani mengatakan harus ada kerja sama dari pemerintah daerah untuk membuka perwakilan LSF karena dibutuhkan berbagai fasilitas, salah satunya adalah gedung. 

Ada empat tempat yang sedang diproses menjadi tempat perwakilan LSF di luar ibu kota, namun Yani enggan menyebut rincian tempat itu sebelum benar-benar diresmikan.

Kelak, perwakilan LSF daerah akan diberi kewenangan sensor film berdasarkan aturan yang diberikan LSF pusat. Yang pasti, Yani mengatakan kebijakan sensor di daerah tidak akan banyak berbeda dibandingkan LSF pusat. 

LSF pusat di Jakarta juga tidak akan lepas tangan bila perwakilan di daerah mengalami kesulitan dalam proses sensor film. 

"Kalau perwakilan daerah ragu-ragu, bisa melapor ke pusat," imbuh dia.

Lembaga Sensor Film menginjak usia seabad tahun ini. Perayaan 100 Tahun Lembaga Sensor Film akan berlangsung selama hampir sepanjang 2016 dengan puncak acara pada 28 Oktober. 

Acara tersebut meliputi lomba penulisan 100 tahun Sensor Film untuk para blogger, diskusi kebijakan serta peraturan sensor film dari masa ke masa, lokakarya perkembangan cara sensor, pemutaran film dari era 1940-an hingga masa kini, dan puncaknya adalah peluncuran buku "Bunga Rampai 100 Tahun Sensor Film di Indonesia".

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016