Almaty/Astana, Kazakhstan (ANTARA News) - Partai berkuasa di Kazakhstan hampir dipastikan akan mempertahankan kendali di majelis rendah melalui pemilihan umum pada Minggu, namun belum jelas siapa yang akan dihasilkan pemilu untuk menggantikan Presiden Nursultan Nazarbayev.

Partai Nur Otan pimpinan Nazarbayev tidak menghadapi persaingan yang berarti dan akan mendapat keuntungan dari berbaliknya harga minyak dan mata uang setempat, tenge. Yang lebih sulit untuk diprediksi adalah susunan faksi Nur Otan nantinya, karena faksi itu memiliki 127 orang calon yang memperebutkan 107 kursi di Mazhilis, majelis rendah.

Seluruh mata akan tertuju kepada putri sang presiden, Dariga Nazarbayeva, yang saat ini menjabat sebagai wakil perdana menteri dan juga sebagai calon yang diusung partai sebagai kandidat.

Jika keluar dari jabatan pemerintahan, Dariga bisa menjadi ketua majelis rendah. Langkah itu bisa memperkuat posisinya sebagai pengganti potensial ayahnya, yang saat ini berusia 75 tahun.

Nazarbayeva tidak berbicara kepada para wartawan saat dirinya memberikan suara di sebuah tempat pemungutan suara di ibu kota Astana. Namun, ayahnya mengatakan bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk memberi kewenangan lebih banyak kepada parlemen untuk melakukan reformasi undang-undang dasar.

"Akan ada pembagian kekuasaan di antara presiden, parlemen dan pemerintah," Nazarbayev mengatakan di tempat pemunguta, suara yang sama.

"Dan soal kapan hal ini akan terjadi, kita akan melihat keadaan ekonomi, secara global dan di dalam negeri," dia menambahkan.

Dia juga menyiratkan bahwa perubahan pemerintahan secara besar-besaran tidak akan terjadi setelah pemilihan umum karena "kita harus membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sedang dilakukan".

Nazarbayev, yang memimpin bekas Uni Soviet itu sejak 1989 dan mengizinkan sedikit perbedaan pendapat, pada Januari meminta agar pemilihan suara diselenggarakan. Keinginan itu tampaknya mengarah pada pemilihan yang lebih dini untuk mengantisipasi keadaan jika perekonomian negara akan memburuk pada tahun ini.

Namun sejak saat itu, harga minyak bumi yang merupakan komoditas ekspor utama Kazakhstan, naik dari yang awalnya kurang dari 30 dolar Amerika per barel menjadi lebih dari 40 dolar Amerika. Mata uang Tenge, yang awalnya kehilangan setengah nilainya terhadap dolar dalam lima bulan, naik lebih dari 10 persen dalam waktu yang sama.

Para analis politik memperkirakan bahwa Nur Otan akan mendapatkan suara mayoritas di Mazhilis. Tidak ada lawan bagi Nazarbayev selama lebih dari satu dasawarsa dan seringkali undang-undang yang dirancang oleh pemerintah langsung disetujui.

"Memberikan suara atau tidak, ini tidak akan mengubah apa pun," ujar Zhailya, seorang pensiunan, setelah memberikan suaranya di Almaty.

Kazakhstan belum pernah mengadakan sebuah pemilihan umum yang dinilai bebas dan adil oleh para pengamat dari Barat. Pemilihan umum Minggu ini didahului dengan tindakan keras terhadap para pegiat politik dan media.

Pada Januari, sebuah pengadilan di Almaty menjatuhkan hukuman penjara bagi dua aktivis yang kritis terhadap pemerintah dengan tuduhan menyulut kerusuhan melalui komentar-komenter mereka di Facebook.

Bulan lalu, badan antikorupsi negara mengatakan mereka sedang menyelidiki kepala perserikatan jurnalis Kazakhstan atas tuduhan penggelapan uang dan penghindaran pajak.

Meskipun demikian, penurunan ekonomi dapat mempersulit perubahan politik. Harga minyak bumi masih turun lebih dari 60 persen sejak pertengahan 2014. Lemahnya mata uang tenge telah menyebabkan permasalahan kredit dan mempersulit keuangan banyak perusahaan yang tidak memiliki pendapatan mata uang asing.

Zaman Es masih ada di depan," ujar Anvar Saidenov, mantan kepala bank sentral, dalam sebuah konferensi finansial pada bulan ini, demikian Reuters.

(Ian/KR-MBR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016