Lampung (ANTARA News) - Kementerian Pertanian mendorong petani untuk mempercepat tanam padi setelah masa panen musim tanam Oktober - Maret untuk mengejar peningkatan produksi.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Senin, mengatakan, meskipun sasaran tanam Oktober - Maret telah tercapai, namun hal itu tidak boleh membuat semua merasa puas.

"Kita harus terus bersemangat untuk menanam di lahan sawah yang telah dipanen maupun lahan kering," katanya pada Panen Raya dan Pencanangan Gerakan Percepatan Tanam Padi yang dipusatkan di Desa Telogosari, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur.

Spudnik yang juga merpakan penanggung jawab program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai Provinsi Lampung itu mengatakan, untuk mendorong percepatan tanam maka pemerintah tak segan-segan menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian berupa traktor tangan, pompa air, combine harvester, maupun transplanter, baik melalui APBN maupun APBD.

"Saya harapkan bantuan alat-alat tersebut dimanfaatkan untuk mempercepat pengolahan tanah, tanam dan panen," ukatanya.

Melalui upaya percepatan tanam, lanjutnya, diharapkan indeks pertanaman padi naik dari 1,5 menjadi 2,5 bahkan kalau bisa 3.

Menurut dia, salah satu upaya yang bisa dilakukan petani dalam percepatan tanam yakni dengan metode "culik" yakni melakukan penyemaian benih di pekarangan bersamaan dengan pengolahan sawah.

Selain itu, tambahnya, petani juga bisa menanam padi gogo rancah secara tumpang sari dengan tanaman singkong di lahan kering.

Sementara itu, luas sasaran tanam di Provinsi Lampung selama periode Oktober 2015 - Maret 2016 yakni 547.476 hektare, sementara khusus Lampung Timur seluas 84.861 hektare, ujarnya.

Sementara itu, terkait keluhan petani mengenai rendahnya harga jual gabah mereka, Dirjen Hortikulura meminta Bulog untuk melakukan pembelian langsung hasil panen petani dengan harga sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Berdasarkan HPP harga gabah kering panen Rp3.700 per kilogram syukur-syukur Bulog bisa membeli Rp3.800," ujar Spudnik.

Pewarta: Subagyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016