Masa kejayaan Bulog yang sempat menyerap beras hingga 20 persen harus dikejar lagi.Sekarang menyerap 12 persen saja sudah susah, masih 7 persen dewasa ini,"
Medan (ANTARA News) - Komisi IV DPR RI meminta Perum Bulog lebih fokus menyerap gabah dan beras petani untuk banyak kepentingan mulai menjaga stabilitas pangan di dalam negeri dan harga di tingkat petani serta menekan impor.

"Masa kejayaan Bulog yang sempat menyerap beras hingga 20 persen harus dikejar lagi.Sekarang menyerap 12 persen saja sudah susah, masih 7 persen dewasa ini," ujar Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo di Medan, Selasa.

Dia mengatakan itu usai bersama anggota lain seperti Wakil Ketua Titiek Soeharto dan anggota Darori meninjau stok beras Bulog Sumut di Gudang Bulog Sumut, Jalan Mustafa, Medan.

Edhy mengakui, ada beberapa hambatan dalam penyerapan gabah maupun beras yang dilakukan Bulog.

Mulai dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras dan gabah yang cenderung di bawah harga pasar hingga banyak petani yang lebij memilih produksinya untuk kepentingan sendiri karena harga beras di pasar sudah mahal.

"Memang sebaiknya HPP dinaikkan, tetapi lebih bagus infrastruktur ditingkatkan untuk bisa menyerap gabah dan beras lebih banyak dan menjaga mutu beras yang disimpan," katanya.

Gudang dengan teknologi yang tepat, kata Edhy semakin dinilai penting karena Bulog sudah ditugasi mengembangkan usaha 11 komoditas, meski dewasa ini masih menangani tiga yakni padi/beras, jagung dan kedelaii.

Dia memuji kualitas gudang dan beras Bulog Sumut di Gudang Jalan Mustafa itu dengan alasan volume atau isi dan mutu berasnya sesuai.

"Tetapi seperti harapan Komisi IV tadi, Bulog Sumut diminta jadi pelopor pengoperasian gudang dengan teknlogi yang bisa meningkatkan volume dan kualitas beras yang dismpan," katanya.

Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Fatah Yasin, mengatakan, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini mencapai sekitar 97ribuan ton atau cukup umtuk hampir delapan bulan alokasi.

"Stok itu cukup aman dan Bulog siap mengamankan harga beras di pasar untuk menekan gejolak harga pasa mendekati Puasa Ramadhan dan Idul Fitri," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016