New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia berakhir sedikit lebih tinggi pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para produsen pasir minyak (oil sands) Kanada mengurangi lebih banyak produksi mereka akibat kebakaran besar mengelilingi Fort McMurray, Alberta.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 34 sen menjadi berakhir di 44,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli menetap pada 45,37 dolar AS per barel, naik 36 sen dari penutupan Kamis.

WTI kehilangan hampir tiga persen selama seminggu, menghentikan empat keuntungan mingguan berturut-turut, dan Brent merosot lebih dari empat persen.

Harga minyak naik di tengah berlanjutnya kekhawatiran atas kebakaran hutan besar-besaran di wilayah pasir minyak Kanada. Kebakaran hutan mengamuk di bagian barat Kanada yang telah memaksa evakuasi besar-besaran di Fort McMurray pada Jumat.

Kebakaran yang meluas tampak belum secara langsung merusak lokasi-lokasi tambang pasir minyak, namun evakuasi lebih dari 100.000 orang di kawasan itu memaksa perusahaan-perusahaan untuk memangkas produksi mereka.

"Saat ini diperkirakan bahwa hingga satu juta barel per hari produksi Kanada telah offline," kata Matt Smith dari ClipperData, akibat kobaran api beberapa jaringan pipa minyak telah ditutup.

Beberapa perusahaan produsen minyak termasuk Suncor Energy, Shell dan Husky menutup pabrik atau mengurangi produksi mereka.

Smith mencatat bahwa Kanada memproduksi sekitar empat juta barel per hari minyak mentah, dan kira-kira 80 persen dari jumlah itu diproduksi di Alberta, di mana sebagian besar dihasilkan dari pasir minyak. Sebagian besar dari jumlah itu disalurkan ke pasar AS.

"Sementara infrastruktur belum rusak, evakuasi staf digabung dengan penutupan pencegahan jaringan pipa adalah apa yang mendorong penurunan produksi," kata Smith.

Tim Evans dari Citi Futures mengatakan kerugian produksi yang meningkat di Alberta terus memberikan pasar dukungan pentingan jangka pendek, tapi itu bisa menguap dengan cepat jika produksi pulih kembali dengan cepat.

"Para pedagang mungkin tidak ingin risiko ancaman kebakaran berkurang pada Senin, memungkinkan produksi untuk pulih," katanya.

Serangan militan pada fasilitas lepas pantai Chevron di Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika, juga menarik perhatian para pedagang.

"Penurunan produksi minyak Nigeria juga memberikan beberapa tekanan, meskipun kami mencatat bahwa penurunan pada April itu tidak cukup untuk membatasi peningkatan pasokan OPEC secara keseluruhan," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Fakta bahwa jumlah rig minyak AS jatuh untuk minggu ketujuh berturut-turut juga membantu mendukung pasar. Menurut perusahaan jasa minyak Baker Hughes, jumlah rig minyak AS yang digunakan turun empat riga pada pekan lalu menjadi 328 rig, demikian Xinhua.

(T.A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016