Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai total ekspor Indonesia pada April turun 3,07 persen dari bulan sebelumnya menjadi 11,45 miliar dolar AS.

"Dibanding April 2015 menurun 12,65 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Sasmito mengatakan selama April tahun ini nilai ekspor nonmigas turun 0,10 persen dari bulan sebelumnya menjadi 10,56 miliar dolar AS dan turun 9,32 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas selama April, menurut Sasmito, terjadi pada komoditas perhiasan permata (18,05 persen atau 135,7 juta dolar AS).

Sementara peningkatan terbesar terjadi pada ekspor golongan lemak dan minyak hewan nabati yakni sebesar 159,0 juta dolar AS atau 12,75 persen.

"Share terbesar masih lemah dan minyak hewan nabati, khususnya Crude Palm Oil (CPO)," kata Sasmito.

Selama April, menurut data BPS, ekspor nonmigas paling banyak ditujukan ke Amerika (1,34 miliar dolar AS) diikuti dengan Tiongkok (1,05 miliar dolar AS) dan Jepang (0,95 miliar dolar AS).

Sementara ekspor ke 27 negara Uni Eropa tercatat 1,18 miliar dolar AS.

"Amerika cukup lama bertengger menjadi tujuan ekspor utama kita, khususnya sejak awal tahun 2016," kata Sasmito.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-April 2016 mencapai 45,05 miliar dolar AS, turun 13,63 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Nilai kumulatif ekspor nonmigas selama kurun waktu itu tercatat 40,70 miliar dolar AS atau menurun 9,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ekspor hasil industri pengolahan selama Januari-April 2016 turun 6,46 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor hasil tambang dan lainnya turun 24,64 persen, dan ekspor hasil pertanian turun 19,84 persen.

"Jika dilihat dari sisi persentase, misalnya untuk migas, pertanian dan tambang dan lainnya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Januari-April 2015. Namun untuk industri pengolahan persentasenya meningkat dari 71,08 persen menjadi 76,97 persen," kata Sasmito.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016