Pemotongannya terlalu besar, awalnya kami memperkirakan hanya Ro3 triliun,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ferdiansyah mengaku tak setuju dengan usulan pemotongan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sebesar Rp6,5 triliun dari sebelumnya Rp49,2 triliun menjadi Rp42,7 triliun pada APBNP 2016.

"Pemotongannya terlalu besar, awalnya kami memperkirakan hanya Ro3 triliun," ujar Ferdiansyah di Jakarta, Kamis.

Usulan pemotongan anggaran Kemdikbud tersebut diperkuat oleh Inpres No 4/2016 dan Surat Kemenkeu No.S/377/MK.02/2016.

"Jika harus dipotong maka prioritas anggaran harus tetap berkesinambungan," kata dia.

Dia menjelaskan sebagian besar anggota Komisi X DPR tak menyetujui pemangkasan anggaran tersebut.

Anggota Komisi X DPR, Sofyan Tan, tidak rela jika anggaran Kemdikbud dipotong hingga Rp6,5 triliun karena pendidikan merupakan tulang punggung untuk membangun sumber daya manusia.

Sofyan menjelaskan pemotongan pos anggaran pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen) Rp3,7 triliun terlalu besar. Padahal titik tolak peningkatan manusia Indonesia itu berada di pendidikan dasar dan menengah tersebut.

Selain itu, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Hal itu harus menjadi perhatian serius.

Anggota Komisi X DPR Doni Ahmad Munir menyatakan, seharusnya anggaran tidak turun.

Doni meminta Kemdikbud berani mendiskusikan kembali dengan pemerintah agar anggarannya tidak dipotong.

"Saya khawatir, nantinya sasaran yang ditetapkan tidak tercapai," cetus Doni.

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016