Stockholm (ANTARA News) - Pasar saham Stockholm terpukul keras hampir delapan persen pada Senin, hari pertama perdagangan sejak warga Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pekan lalu.

Senin merupakan hari pertama pedagangan setelah referendum Brexit. Perdagangan Senin, ternyata menjadi salah satu yang terburuk sejak Oktober 2008, yakni puncak krisis keuangan saat bursa Stockholm, dengan jatuh 7,12 persen.

"Kami merayakan malam pertengahan musim panas pada Jumat sehingga menunda dampak referendum Inggris terhadap pasar saham Stockholm," Johanna Cervenka, komentator ekonomi mengatakan di televisi Swedia, seperti dikutip Xinhua.

Dia melanjutkan, "Mereka sedang berusaha untuk menilai apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi sekarang semuanya sangat tidak menentu dan begitu banyak yang berpaling dari saham-saham yang dianggap tidak aman. Sebaliknya, mereka mencari apa yang aman, seperti emas misalnya."

Bank-bank Swedia paling terpukul. Saham Handelsbanken Swedia, yang menjadikan Inggris sebagai pasarnya dengan lebih dari 200 cabang di negara itu, turun sembilan persen pada Senin karena kekhawatiran tentang dampak Brexit.

Pasar mata uang juga mengalami kekacauan setelah referendum Inggris tentang Uni Eropa, karena pound Inggris terjun bebas. Terhadap krona Swedia, pound turun menjadi sekitar 11,40 -- nilai tukar terendah sejak kejatuhannya pada 2014. Sebagai perbandingan, pada awal tahun ini, pound bernilai 12,61 krona.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016