Batam (ANTARA News) - Tulang belulang diduga jasad Lia Arzalina (21) seorang Mahasiswa Ibnu Sina Batam yang dilaporkan hilang pada 3 Juli 2016 ditemukan di Kawasan Bumi Perkemahan Kabil, Rabu pagi.

"Di TKP berdekatan dengan jasad tersebut ada tas, dompet, helm, dan KTP diduga milik korban. Ciri-cirinya sama seperti yang dilaporkan. Jadi diduga kuat itu Lia (Arzalina)," kata Kapolsek Nongsa Batam, Kompol Safrudin Dalimunthe di Batam, Rabu.

Kapolsek mengatakan, jasat tersebut pertama kali ditemukan oleh masyarakat yang tengah mencari tumbuh-tumbuhan kemudian dilaporkan ke Polsek Nongsa.

"Setelah kami datang ke TKP dan melihat barang-barang tidak jauh dari jasad tersebut hampir dipastikan itu wanita yang dilaporkan hilang pada 3 Juli lalu. Untuk memastikan, jasad dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Batam untuk outopsi," kata dia.

Hasil olah TKP sementara, polisi menemukan kaca mata dengan bingkai warna hitam tidak jauh dari jasadyang sudah tinggal tulang belulang tersebut. Selain itu juga ditemukan tas wanita warna coklat yang berisi KTP, satu buah linggis warna biru, satu buah helm dan sepasang sendal warna ungu.

Saat ditemukan, jasad tersebut masih mengenakan baju lengan panjang warna biru dan celana panjang warna cream sama yang dikenakan saat diantar menuju halte bus di Batuaji oleh orangtuanya.

"Untuk penanganan selanjutnya oleh Polresta Barelang. Yang jelas kami menyampaikan apa yang ditemukan di TKP," kata Safrudin.

Pada Rabu sore, sejumlah keluarga termasuk ibu korban datang ke Rumah Sakit Bhyangkara Polda Kepri di Batubesar, Batam untuk melihat langsung jasat tersebut.

Namun, hingga Rabu malam, jazad wanita muda tersebut belum boleh dibawa pulang oleh pihak keluarga ke Sagulung Baru untuk kemudian segera dimakamkan karena proses outopsi masih terus berlangsung.

Agung, salah satu kerabat korban saat berada di RS Bhayangkara Polda Kepri menyatakan pada 18 Juli telepon gengam korban masih aktif.

"Saya kirim pesan melalui WA masih masuk dan dibaca, namun tidak ada balasan. Hanya dibaca saja," kata dia.

Pewarta: Larno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016