Jakarta (ANTARA News) - Operasi gabungan militer dalam penanggulangan bencana alam memerlukan sinergitas lintas negara, sehingga diperoleh hasil maksimal untuk menyelamatkan korban bencana. Hal ini mengemuka pada Latihan Gabungan Bersama Malaysia-Indonesia "Darsasa-9 AB/2016", di Dataran Kampung, Kuala Kemaman Terengganu, Malaysia, Senin (1/8).

Kepala Staf Umum TNI, Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, hadir mewakili Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Dari Malaysia, hadir Kepala Staf Markas Angkatan Tentera Malaysia, Letnan Jenderal Sabri bin Adam, hadir mewakili Panglima Angkatan Tentera Malaysia, Jenderal Zulkifli Bin Mohd Zin.

"Ini momen sangat penting dipahami peserta latihan sebagai proses pembelajaran sangat berharga, untuk mengatasi setiap permasalahan dalam penugasan penanggulangan bila terjadi bencana alam di masa akan datang, sekalipun kita tidak berharap terjadi bencana alam," kata Nurmantyo dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa.

TNI dan Angkatan Tentera Malaysia dituntut memiliki cepat tanggap, dan kesiapan bergerak dalam membantu para korban bencana kapanpun dimanapun bencana itu terjadi.

Pengerahan militer untuk penanggulangan bencana alam termasuk operasi militer selain perang dan untuk TNI hal itu diatur dalam UU Nomor 34/2004 tentang TNI.

"Diperlukan koordinasi maksimal secara terus menerus di antara kedua angkatan bersenjata. Saya berharap latihan bersama ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan juga persahabatan kedua bangsa serta dapat mengenal lebih dekat sejarah, budaya, kondisi alam, bahkan potensi-potensi bencana di kedua negara secara langsung," kata Nurmantyo.

"Saya benar-benar mengharapkan ATM dapat menyediakan layanan dan kerja sama yang terbaik kepada rekan-rekan dari TNI dan juga Polisi Diraja Malaysia (PDRM) sepanjang kegiatan ini dilangsungkan, dimana pula kalau ada kekurangan dari pada pihak kami, mohon dimaafkan," ujar Sabri.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016