Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono optimistis kinerja industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional akan gemilang seiring pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini yang berpotensi terus membaik.

“Hal ini terutama didorong oleh akselerasi stimulus fiskal dan non fiskal melalui beberapa paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan pemerintah,” ujar Sigit melalui siaran pers di Jakarta, Selasa.

Sigit menyampaikan, industri pengolahan berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional karena menyumbang sebesar 20,48 persen pada triwulan II 2016.

Industri pengolahan juga memberikan kontribusi terbesar ekspor yang mencapai 85,76 persen dari total ekspor nasional. “Total ekspor industri pada semester pertama tahun ini adalah sebesar 9.93 miliar dollar AS,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, pemerintah perlu segera menetapkan kebijakan harga gas yang kompetitif untuk industri TPT nasional agar mampu berdaya saing di pasar global. “Kami harapkan setidaknya harga gas sekitar 7 dollar AS per MMBtu, karena kebutuhan energi gas bagi industri ini di atas 25 persen,” ungkapnya.

Ade juga meminta kepada pemerintah untuk mempercepat implementasi perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) antara Indonesia dengan Uni Eropa melalui skema kerja sama ekonomi komprehensif atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA). “Hal ini untuk mendongkrak kinerjadan ekspor industri TPT nasional, bahkan dapat meningkatkanpenyerapan tenaga kerja kita,” ujarnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016