Semarang (ANTARA News) - Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah menyatakan musim lanina berdampak buruk pada kualitas kopi dataran rendah dan tinggi.

"Kalau El Nino berdampak buruk bagi kopi yang ditanam di dataran rendah, untuk La Nina ini berdampak buruk bagi kopi di dataran rendah maupun tinggi," kata Wakil Ketua AEKI Jawa Tengah, Mulyono Susilo, di Semarang, Senin.

Dikatakan, pada saat musim El Nino di mana terjadi kemarau berkepanjangan, kopi yang berada di dataran tinggi akan tetap berproduksi dengan baik karena terbantu embun.

Berbeda dengan kopi di dataran rendah akan kekurangan pasokan air sehingga proses pembuahan tidak berjalan secara optimal.

"Sedangkan pada La Nina, intensitas hujan terjadi sangat sering, padahal tanaman kopi tidak dapat terkena air terlalu banyak. Kondisi ini menyerang seluruh tanaman kopi di dataran tinggi maupun rendah," katanya.

Meski demikian, saat ini dampak dari La Nina belum terasa mengingat untuk tanaman kopi pengaruh musim baru dapat dirasakan satu tahun kemudian di mana panen mulai dilakukan.

"Justru pada saat ini yang terasa adalah pengaruh dari El Nino tahun lalu. Khusus untuk di Jawa Tengah produksinya mengalami penurunan sebesar 40 persen dari tahun lalu," katanya.

Pada tahun lalu volume panen kopi di Jawa Tengah mencapai 23.000 ton.

Di sisi lain, konsumsi kopi di dalam negeri terus meningkat bahkan besaran peningkatan lebih tinggi dibandingkan konsumsi kopi di seluruh dunia.

Sebagai perbandingan, jika konsumsi kopi dunia naik 1,2-1,4 persen/tahun, untuk di dalam negeri naik sekitar 5-6 persen/tahun.

"Jika penurunan terus terjadi bukan tidak mungkin pada tahun depan kita akan mengimpor kopi dengan volume yang besar," katanya.

Pewarta: Aris Widiastuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016