Bandung (ANTARA News) - Pertokoan di jalur utama Baleendah-Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tutup akibat genangan banjir yang melanda kawasan itu sejak Sabtu petang.

"Kami sudah antisipasi akan tekena banjir. Hari ini tutup karena banjir di depan toko," kata salah seorang pemilik toko di Dayeuhkolot, Sabtu.

Ia menutup tokonya sejak pukul 16.00 WIB, padahal biasanya ia menutup tokonya pada pukul 20.00 WIB.

Selain toko-toko, para pedagang dan pemilik kios kaki lima juga tidak berjualan karena bahu jalan tempat mereka berjualan terendam banjir.

Padahal biasanya para pedagang itu mulai berjualan sejak pukul 16.00 WIB hingga tengah malam. Jalan yang mengakses ke Jembatan Dayeuhkolot itu praktis menjadi genangan air dengan ketinggian hingga semeter.

Sejak Jumat malam, jalur itu tidak bisa dilintasi kendaraan yang dialihkan ke jalur Baleendah-Bojongsoang.

Sementara itu rumah yang terendam banjir lebih dari semeter gelap gulita karena PLN memutus aliran listrik untuk menghindari terjadinya korsleting listrik akibat tergenang banjir.

Warga di lokasi banjir sebagian sudah mengungsi ke lokasi yang tidak terjangkau banjir, namun sebagian bertahan di lantai dua rumah masing-masing.

Sebagian warga memilih bergerombol di beberapa lokasi yang tidak terkena banjir sambil berdiskusi dan menunggu air surut. "Mudah-mudahan tidak separah musim lalu," katanya.

Sementara itu warga yang bertahan di rumahnya beraktifitas dengan menggunakan perahu seperti di daerah Andir dan Baleendah, Dayeuhkolot, Mekarsari dan di beberapa wilayah banjir lainnya.

"Perahu ini memang siaga di lokasi ini, sehingga begitu banjir langsung digunakan warga untuk beraktifitas," kata Komarudin, warga Cipagalo Bojongsoang.

Sementara itu hujan merata turun di wilayah Bandung selatan hingga Sabtu malam. Sejumlah anak Sungai Citarum, di antaranya Sungai Cirasea, Sungai Cinambo, Sungai Citarik, dan Sungai Cikapundung meluap akibat hujan deras di daerah aliran sungai itu.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016