Tirana, Albania (ANTARA News) - Bekas bungker nuklir yang dibangun di pusat ibu kota Albania, Tirana, dibuka kembali pada Sabtu (19/11) sebagai museum untuk mengenang penyiksaan ribuan orang di bawah kekuasaan pemimpin Komunis Enver Hoxha.

Bungker beton setinggi 1.000 meter persegi itu dengan dinding setebal 2,4 meter dipenuhi dengan foto para korban penganiayaan politik dan peralatan yang digunakan badan intelijen untuk memata-matai.

"Museum ini didedikasikan bagi ribuan korban Komunisme, yang ditembak mati atau dibunuh di kamp kerja paksa," kata Perdana Menteri Edi Rama, seperti dilaporkan AFP.

Hoxha yang memerintah dengan tangan besi setelah berakhirnya Perang Dunia II membangun 700.000 bungker semacam itu dan paranoid mengenai invasi Amerika Serikat.

Lebih dari 100.000 warga Albania dieksekusi, dipenjara atau dikirim ke kamp kerja paksa selama pemerintahannya.

Bungker dan terowongan tersebut dirancang menahan serangan nuklir, bukti ketakutan rezim komunis terhadap invasi negara Barat.

Sebuah benteng yang berada di pulau dan satu bungker lainnya yang dirancang sebagai pos komando tentara Albania sekarang dibuka bagi wisatawan.

Albania sekarang merupakan anggota aliansi militer negara Barat NATO, tapi masih menjadi salah satu negara termiskin di Eropa. (mr)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016