Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi tantangan global maupun kondisi internal yang bergejolak bisa mempengaruhi kinerja perekonomian nasional pada 2017.

"Dinamika ekonomi global di tahun 2017, nampaknya belum bersahabat dengan tantangan dan kepentingan nasional yang dihadapi," kata Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI Maxensius Tri Sambodo di Jakarta, Rabu.

Maxensius mengatakan tantangan global yang bisa berdampak pada kondisi perekonomian Indonesia adalah ketidakpastian di Eropa pasca Brexit dan ketidakpastian arah kebijakan politik AS pasca pemilihan presiden.

Selain itu, perlambatan ekonomi di Tiongkok dan dinamika harga komoditas yang terus berfluktuasi juga ikut mempengaruhi kinerja perekonomian nasional.

"Ini menjadi tantangan eksternal yang perlu diperhitungkan juga oleh para pengambil kebijakan dalam menggerakan roda perekonomian," kata Maxensius.

Dari sisi internal, Maxensius menyoroti kondisi politik nasional dan lokal yang saat ini diwarnai oleh euforia kebebasan sipil, namun lembaga demokrasi sebagai saluran hak politik masyarakat cenderung tersumbat.

"Kondisi ini, baik secara langsung dan tidak langsung, bisa mempengaruhi iklim investasi dan kinerja ekonomi," ujarnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar perekonomian Indonesia bisa lebih berdaya saing dan tidak rentan dari gejolak adalah dengan memperkuat sektor unggulan, salah satunya dari sektor kemaritiman.

"Peningkatan daya saing di sektor maritim membutuhkan kebijakan ekonomi di empat pilar daya saing yang inklusif meliputi sumber daya manusia, infrastruktur, tata kelola pemerintahan dan lembaga keuangan," kata Maxensius.

Meski menghadapi sejumlah tantangan, ia optimistis perekonomian Indonesia pada 2017 bisa tumbuh pada kisaran 5,3 persen-5,6 persen atau melebihi asumsi yang diproyeksikan pemerintah dalam APBN sebesar 5,1 persen.

Konsumsi rumah tangga maupun pemerintah diperkirakan bisa menjadi pendorong utama perekonomian, sebagai dampak dari laju inflasi yang relatif terkendali dan hanya mencapai empat persen pada 2017.

Selain itu, rendahnya suku bunga acuan yang didukung oleh implementasi 14 jilid paket kebijakan ekonomi dapat mendorong kinerja investasi dan berdampak positif kepada kinerja pertumbuhan ekonomi.

Namun, sektor ekspor diperkirakan belum mengalami pemulihan, akibat adanya perlambatan perekonomian qglobal, sehingga upaya melakukan diversifikasi pasar ekspor baru di Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin harus disiapkan.

Secara keseluruhan, LIPI mengharapkan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang berlangsung pada Februari 2017 bisa berlangsung secara kondusif, karena membaiknya iklim demokrasi berkorelasi positif dengan pergerakan kemajuan ekonomi.

Stabilitas dan kondusifitas politik nasional maupun daerah tersebut, bisa menjadi determinan kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam menjaga iklim investasi nasional yang saat ini sedang tumbuh baik.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016