Pembuatan pohon Natal tersebut terbilang unik, pasalnya dibuat oleh prajurit dengan bahan dasar botol-botol bekas air minuman mineral yang dibuang oleh para pengunjung perbatasan RI-PNG khususnya wilayah Skouw, Muara Tami."
Jayapura (ANTARA News) - Satuan tugas (Satgas) pengamanan perbatasan (pamtas) RI-PNG Yonif 122/TS membuat pohon Natal raksasa setinggi 12 meter di tapal batas kedua negara, Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

Komandan Satgas (Dansatgas) Pamtas Yonif 122/TS Letkol Inf Kohir di Kota Jayapura, Rabu mengatakan pohon Natal raksasa dengan tinggi 12 meter dan diameter bagian bawah 6 meter itu terbuat dari bahan limbah botol mineral.

"Pembuatan pohon Natal tersebut terbilang unik, pasalnya dibuat oleh prajurit dengan bahan dasar botol-botol bekas air minuman mineral yang dibuang oleh para pengunjung perbatasan RI-PNG khususnya wilayah Skouw, Muara Tami," katanya.

Ide kreatif tersebut, kata dia, berasal darinya yang membutuhkan sekitar 25.000 botol minuman bekas dengan berbagai jenis dan ukuran.

"Pohon Natal yang kami buat tingginya 12 meter dengan kedalaman pondasi sekitar 1 meter lebih agar tetap kokoh jika diterpa angin. Kini kami sudah memasang botol minuman bekas sebanyak 25.000 botol dan masih perlu tambahan lagi untuk finishingnya," katanya.

Pohon Natal itu terbilang unik, karena menjadi pemandangan yang baru bagi wajah tapal batas RI-PNG, menjadi sedikit berbeda, walaupun belum tuntas pembuatannya tapi sudah banyak yang mengabadikan hasil karya para prajurit TNI.

"Warga yang berkunjung tampak kagum melihat pohon Natal raksasa tersebut, yang belum pernah mereka temukan sebelumnya," kata Kohir.

"Beautifull" ucapan yang dilontarkan oleh Mr John Bicka warga Papua Nugini yang tengah mengambil gambar pohon Natal yang sedang dibuat.

Untuk memberikan daya tarik dan keindahan pada malam hari pohon Natal raksasa itu, prajurit Satgs Pamtas RI-PNG memasang lampu hias dengan warna warni campuran sehingga pacaran cahaya yang dikeluarkan dari lampu tersebut saling memantul dan terlihat sangat elok dipandang mata.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016