Jakarta (ANTARA News) - Citilink meminta maaf atas keterlambatan penerbangan sekaligus mengklarifikasi bahwa pilot yang bertugas dalam penerbangan QG 800 rute Surabaya-Cengkareng, Rabu, tidak dalam kondisi mabuk setelah melakukan pemeriksaan urine dan fisik awal pada yang bersangkutan.

Merespons kabar yang beredar di media sosial bahwa pilot Citilink untuk penerbangan itu sedang mabuk karena "bicara melantur sebelum take off" menurut pemilik akun Twitter @htsubiyantoro, Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar mengatakan bahwa pilot tersebut berbicara tidak jelas saat menyambut penumpang lewat pengeras suara karena gugup akibat datang terlambat.

"Dia tergopoh-gopoh, jadi omongannya tidak jelas dan disangka seperti orang mabuk," kata Benny kepada ANTARA News, Rabu.

Citilink kemudian mengganti pilot tersebut dengan pilot cadangan yang sudah tersedia sesuai prosedur untuk melanjutkan penerbangan.

Keputusan mengganti pilot dibuat agar tidak ada penundaan panjang di tengah masa puncak seperti sekarang.

Sementara pilot yang bersangkutan akan menjalani pemeriksaan medis lengkap di Balai Kesehatan Penerbangan di Jakarta.

"Sekarang sedang pemeriksaan mengapa pilot itu terlambat," kata Benny.

Ia menambahkan bahwa akan ada hukuman berupa peringatan keras hingga penonaktifan jika pilot tersebut terbukti melakukan pelanggaran.

Penerbangan QG 800 rute Surabaya-Cengkareng yang terlambat 65 menit karena masalah pilot itu diberangkatkan pukul 06.20 WIB dengan pilot pengganti.

Seluruh penumpang QG 800 jumlahnya 154 orang beserta seluruh kru yang bertugas saat ini telah mendarat dengan selamat di Jakarta.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016