Bogor (ANTARA News) - Meluncurkan smartwatch Gear S3, Samsung menyebut bahwa arloji pintar terbarunya itu lebih baik dibanding pendahulunya, Gear S2.

Setelah merilis Gear S2 tahun lalu, Product Marketing Samsung Mobile Samsung Electronics Indonesia Seto Anggoro mengatakan bahwa Samsung berupaya untuk meningkatkan produk dengan lebih mendengar permintaan pasar.

Samsung melakukan survei di mana ternyata 72 persen pengguna Gear S2 adalah laki-laki dan 28 persen adalah perempuan. Hal ini dikarenakan desain wearable yang dinilai kurang menarik.

Tidak hanya itu, menurut Seto, para pengguna berpendapat baterai Gear S2 lebih cepat habis, tidak ada speaker dan kompatibilitas yang terbatas dengan perangkat lain.

"Kami menggali smartwatch yang ideal untuk mereka (pengguna), dengan baterai lebih tahan lama, lebih keren, bisa dipakai telepon, tahan air dan fitur yang dapat berdiri sendiri," kata Seto dalam temu media di Bogor, Selasa.

Lebih baik dari pendahulunya, Gear S2, yang memiliki baterai berkapasitas 250 mAh, Gear S3 kini dibekali baterai 380mAh.

Arloji pintar dengan sistem operasi Tizen itu dipersenjatai RAM 768GB dan memori internal 4GB. Smartwatch dengan tali jam berukuran standar 22mm itu dilengkapi sertifikasi militer anti-debu dan anti-guncangan dan sertifikasi anti-air IP68, yang tidak ada di pendahulunya.

Meski memiliki harga Rp 1.000.000 lebih mahal dari pendahulunya (Gear S2 dibandrol Rp 3.999.000), Gear S3 menawarkan banyak hal baru lainnya. Perangkat tersebut dibekali built-in speaker yang memungkinkan melakukan panggilan dan mendengarkan lagu langsung dari jam tangan.

Jika Gear S2 hanya dapat mengirim pesan dengan gambar dan emoji serta pesan singkat yang telah ada, Gear S3 menawarkan mode input pesan dengan menggunakan keyboard dan menggunakan suara untuk mengirimkan pesan suara dan menerjemahkan menjadi teks.

Fitur menarik lainnya adalah Gear S3 dilengkapi dengan pesan SOS yang memungkinkan pengguna untuk menekan home button sebanyak tiga kali untuk mengirimkan pesan darurat kepada empat kontak yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pesan SOS dikirm kepada empat kontak darurat dalam bentuk pesan singkat yang berisi tautan yang menampilkan lokasi pengirim pesan SOS.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017