Berlin (ANTARA News) - Film Spanyol menggambarkan penembakan di bar Madrid menggali bagaimana orang bereaksi dalam keadaan ekstrem, skenario dari kenyataan di Eropa saat milisi melancarkan serangan di Paris dan sejumlah tempat lain.

"El Bar", disutradarai Alex de la Iglesia dan ditayangkan di Festival Film Berlin pada Rabu, menunjukkan seorang pria ditembak mati ketika meninggalkan bar dan orang lain, yang berusaha membantunya, juga ditembak.

"Jika menghadapi kematian, naluri sangat dasar Anda muncul dan film ini bercerita tentang upaya bertahan hidup bagi kami," kata Blanca Suarez, yang memerankan salah seorang pelanggan bar seperti dikutip Reuters.

Direktur de la Inglesia mengatakan film ini --yang dibumbui  dengan saat-saat lucu-- adalah "komedi teror" dan mencerminkan keadaan, yang dihadapi orang di Eropa dan tempat lain, tempat mereka terjebak tanpa jalan keluar saat ketakutan dan kecemasan meningkat.

Setelah penembakan, pelanggan yang tersisa bertanya-tanya apakah ada seorang pria bersenjata di atap yang terdekat, atau apakah teroris akan membunuh mereka semua, dan apakah serangan ini akan berakhir seperti serangan di Paris pada 2015 saat 130 orang tewas.

Mereka panik dan menyalahkan satu sama lain - kadang-kadang dengan pistol- karena mereka berusaha untuk mencari tahu siapa sang pembunuh. Polisi menutup bar, seorang pria yang terluka ditemukan mati di kamar mandi, bar kemudian terbakar dan mereka dipaksa ke gorong-gorong untuk mengambil obat.

De La Inglesia mengatakan dia sudah menulis naskah untuk "El Bar" ketika kelompok militan menyerang gedung konser Bataclan, kafe-kafe dan bar-bar di Paris pada November 2015. Tetapi ia berkata serangan itu ada di dalam pikirannya saat ia mengerjakan film itu.

"Itu datang kepada kami dengan cara yang sangat keras dan kami merasa kami dilindungi sebelumnya tapi rasa takut dan teror selalu ada dalam hidup dan ada saat-saat dalam hidup di mana mungkin Anda tidak menyadari hal itu setiap hari, tetapi Anda tidak dapat menyangkal rasa takut dan teror sekarang," katanya.

Gitaris jazz legendaris, yang melarikan diri dari Nazi, keluarga terperangkap di apartemen saat hujan bom di Suriah, dan penembakan di bar Madrid adalah beberapa di antara sekitar 400 kisah, yang menghiasi layar Festival Film Berlin.

Edisi ke-67 "Berlinale" pada tahun ini dibuka pada Kamis dengan film "Django", yang akan membawa penonton kembali ke Prancis pada 1943 dan kehidupan gitaris Romania Django Reinhardt, yang menolak ambil bagian dalam lawatan ke Jerman, yang akan Nazi gunakan untuk mengalihkan perhatian dari jazz "negro" Amerika Serikat.

Film karya produser Prancis itu, yang menjadi sutradara, Etienne Comar adalah salah satu dari banyak film mengangkat masalah sosial dan politik, bukan hal tidak biasa untuk Festival Film Berlin.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017