Cirebon (ANTARA News) - Tingginya harga cabai rawit di pasar yang mencapai Rp120 ribu lebih perkilogramnya diakibatkan adanya ulah pengepul besar, kata Direktorat Jendral (Dirjen) Hortikultura Kementrian Pertanian (Kementan) RI.

"Harga cabai rawit yang mengalami kenaikan itu karena ulah pengepul besar, dimana mereka menjual membeli cabai rawit dengan harga tinggi, begitupun dengan harga jualnya ke pada perusahaan yang sudah bekerjasama," kata Dirjen Hortikultura Kementan RI, Spudnik Sujono Kamino di Cirebon, Jabar, Rabu.

Ia menuturkan harusnya pengepul membeli dengan harga yang wajar, kalau petani itu cabainya dibeli dengan harga sekitar Rp40 ribu per kilohram saja sudah senang.

Sujono juga menjelaskan, akibat dari ulah pengepul tersebut kebutuhan produksi cabai untuk pasar menjadi berkurang.

Karena tak sedikit produksi cabai rawit yang diborong oleh perusahaan guna memenuhi kebutuhan industri.

"Yang ke pasar berkurang dan ini harus ada kordonasi dengan petani, agar harganya wajar," ujarnya.

Menurutnya pengaruh iklim itu tidak segnifikan dalam mempengaruhi harga cabai rawit.

Dan jika iklim menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi, maka sejumlah produksi pertanian lainnya seperti, cabai hijau, kriting dan merah mengalami kenaikan.

"Iklim memang ada pengaruh, tapi itu tidak terlalu, karena cabai jenis lain juga harganya malah ada yang turun," katanya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017