Purwokerto (ANTARA News) - Konsep pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang perlu dievaluasi agar kasus kekerasan terhadap tarunatidak terulang, kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Hibnu Nugroho.

Saat dihubungi Antara di Purwokerto, Jumat malam, dia mengatakan ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam kasus kekerasan di Akpol yang mengakibatkan meninggalnya salah seorang taruna perguruan tinggi kedinasan itu.

"Aspek yang pertama, dalam lingkup pendidikan Akpol kan enggak boleh ada kekerasan, itu saya kira perlu dievaluasi konsep pendidikan di Akpol supaya kekerasan tidak terjadi lagi di kemudian hari," katanya.

Sementara yang kedua, kata dia, aspek tindak pidananya merupakan tindak pidana umum.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya berharap semua yang terlibat dalam kasus kekerasan tersebut dimintai pertanggungjawaban.

"Apalagi ini (semua pihak yang terlibat dalam kekerasan) calon-calon penegak hukum sehingga harus konsisten terhadap apa yang diajarkan kepada masyarakat. Tidak ada yang ditutup-tutupi," katanya.

Menurut dia, evaluasi total terhadap konsep pendidikan juga perlu dilakukan di perguruan-perguruan tinggi kedinasan lainnya terutama yang sering terjadi kasus kekerasan seperti Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Lebih lanjut, Hibnu mengatakan dalam dunia pendidikan di perguruan tinggi umum maupun Akpol ada kegiatan akademik dan nonakademik atau ekstrakurikuler.

"Ekstrakurikuler ini mungkin di luar jangkauan satuan pengasuh taruna Akpol yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam sistem pengasuhan ini kami harapkan juga ada tanggung jawab moral dari pengasuh-pengasuh yang ada di Akpol," katanya.

Menurut dia, kesalahan dalam pola pengasuhan atau pendidikan di Akpol akan berpengaruh terhadap perilaku taruna setelah menyelesaikan pendidikan dan menjalankan tugas-tugas kepolisian.

Seperti diwartakan, Brigadir Dua Taruna Mohammad Adam, dilaporkan tewas pada Kamis (18/5) di kompleks Akpol Semarang.

Taruna tingkat II Akpol Semarang tersebut diduga tewas dianiaya seniornya ketika apel di luar kegiatan resmi sekolah tersebut.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017