Bontang, Kalimantan Timur (ANTARA News) - PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI), produsen amonium nitrat sebagai bahan baku peledak, menargetkan mampu memproduksi sebanyak 290 ribu ton pada tahun 2017 dari total kapasitas produksi sebesar 300 ribu ton.

"Tahun ini kami berharap meningkat jadi 280-290 ribu dari 300 ribu," ujar Antung Pandoyo selaku Presiden Direktur PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kamis sore.

Jumlah tersebut naik dibandingkan hasil produksi pada tahun sebelumnya yang berjumlah sekitar 243 ribu ton.

"Produksi kami, kalau kami lihat dari beberapa tahun yang lalu, produksi kami rata-rata 80 persen dari total kapasitas produksi," kata Antung Pandoyo

Ia menjelaskan target kenaikan produksi itu guna melayani permintaan ekspor dari negara tetangga kendati masih lesunya pasar batubara dalam negeri yang menjadi sasaran market utama amonium nitrat.

"Kami juga melayani permintaan ekspor ke beberapa negara, Papua Nugini, Australia, Filipina, Malaysia," jelas dia.

"Ini memang terkait dengan menurunnya produksi batubara di Indonesia saat ini. Kami masih bisa bertahan dengan mengandalkan produk yang kualitasnya baik, berkualitas dunia. Sehingga kita bisa menjual lewat ekspor," lanjut Antung.

Di sisi lain, terkait dengan masih lesunya pasar batubara, Antung menilai KNI belum berencana untuk menaikkan kapasitas produksi melebihi 300 ribu ton amonium nitrat per tahun.

"Batubara sedang lesu, memang belum ada satu alasan yang kami ajukan ke pemegang saham untuk meningkatkan kapasitasnya," pungkas Antung.

Sebagai informasi, Amonium Nitrat (AN) yang diproduksi PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) berbentuk butiran berpori (prilled) dengan kapasitas produksi 300.000 ton per tahun. Pabrik AN terbesar di Indonesia dan berteknologi tinggi itu terletak di Bontang, Kalimantan Timur.

Pewarta: Alviansyah P
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017