Belawan (ANTARA News) - Indonesia sebagai negara kepulauan berpotensi menjadi negara produsen perikanan di dunia setelah China, Peru, dan Amerika Serikat.

"Potensi sumber daya ekonomi berbasis kelautan dan perikanan kita sangat besar," kata Anggota Komisi IV DPR RI H Fadly Nurzal, saat menyampaikan Sosialisasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan Petambak Garam di Belawan, Sumut, Jumat.

Indonesia, menurut dia, sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri laut, memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan beragam.

Potensi perikanan yang dimiliki merupakan potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk masa depan bangsa, dan sebagai tulangg punggung pembangunan nasional.

Pemanfaatan secara optimal diarahkan pada pendayaan sumber daya ikan dengan memperhatikan daya dukung yang ada dan kelestariannya meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan taraf hidup nelayan kecil, dan pembudi daya ikan kecil, serta petambak garam.

Kemudian, meningkatkan penerimaan dari devisa negara, menyediakan perluasan dan kesempatan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing hasil perikanan, serta menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan serta tata ruang.

Sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia itu dapat dilihat dari keberadaan 17.508 pulau dan garis pantai yang mencapai 95.131 km.

Fadli menambahkan, luas perairan laut 5,8 juta kilometer persegi (Km2) atau dua pertiga luas wilayah NKRI yang mampu menghasilkan perikanan tangkap mencapai 6,5 juta ton ikan per tahun.

Selain itu, potensi lahan budi daya laut mencapai 12,5 juta hektare dan budi daya air payau 2,96 juta hektare.

Sumber daya hayati itu mencapai 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, 950 spesies biota terumbu karang, 52 spesies lamun, dan 202 spesies mangrove.

"Sebagian besar objek wisata terkait dengan laut dan cadangan minyak bumi sebanyak 9,1 miliar barel juga berada di laut," kata mantan Ketua DPW PPP Sumut itu.

(T.M034/I023)

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017