Jakarta (ANTARA News) - Warga korban kebakaran di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, mengharapkan bantuan terutama bahan bangunan karena rumah mereka praktis terbakar habis dalam musibah yang terjadi pada Minggu (20/8).

Seorang korban kebakaran, Siti Nurjanah mengaku kepada Antara di Jakarta, Senin bahwa dirinya sangat mengharapkan bantuan terutama bahan bangunan karena rumahnya habis terbakar tanpa sempat membawa barang-barang berharga.

"Saat itu api dengan cepat menjalar ke rumah saya dan saya pasrah lillahi taala. Yang dipikirkan hanya menyelamatkan anak-anak," kata Siti Nurjanah

Kebakaran di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur terjadi sekitar jam 15.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan pada pukul 19.00 WIB.

Jalan menuju lokasi kebakaran yang sempit mengakibatkan mobil pemadam kebakaran sulit beroperasi. Berdasarkan keterangan dari Sekretaris Kecamatan Jatinegara, Sarjono penyebab kebakaran berasal dari RT 04 RW 07 Kebon Pala dan hingga saat ini masih diselidiki polisi.

Api kebakaran menjalar sehingga mengakibatkan 158 rumah habis terbakar dan 1004 orang kehilangan tempat tinggal.

Tidak ada korban tewas namun, sekitar tujuh warga dari RT 04 mengalami patah tulang, luka sobek, dan luka bakar.

Api menghanguskan dua rukun warga (RW) yaitu RW 07 dengan empat RT yakni RT 01, RT 02, RT 04, serta RT 16 dan RW 06 dengan RT 05.

Siti mengaku sebelum api menjalar, ia sedang tidur siang dan pada saat mengetahui adanya kebakaran, dirinya langsung berlari menyelamatkan ketiga anaknya.

Warga setempat sempat mencoba untuk memadamkan api namun gagal karena api dengan cepat menjalar dan semakin besar.

Siti mengatakan rumah yang ia tempati adalah milik orang tuanya dan ia sudah tinggal selama 12 tahun di Jalan Kebon Pala RT 16 RW 07.

Siti dan korban kebakaran lain, meninggalkan barang-barang berharga mereka demi menyelamatkan diri dan sementara mengungsi di posko bantuan kelurahan di SMP Negeri 26 Jakarta.

Para korban kebakaran di SMP Negeri 26 Jakarta disediakan dua tenda besar yang hanya beralaskan matras tipis.

Pewarta: Rania-Arnaz
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017