Jakarta (ANTARA News) - Realisasi penerbitan surat berharga negara (SBN) atau obligasi internasional selama triwulan I 2008 mencapai Rp18,95 triliun. Data Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu di Jakarta, Kamis, menyebutkan, nilai tersebut merupakan realisasi penerbitan SBN internasional dengan kurs Rp9.477 per dolar AS. Nilai Rp18,95 triliun itu merupakan bagian "total gross" SBN yang telah diterbitkan selama triwulan I 2008 yang mencapai Rp47,31 triliun. Jika dikurangi dengan SBN yang telah jatuh tempo selama triwulan I 2008 sebesar Rp8,26 triliun, maka SBN "netto" yang sudah diterbitkan sebesar Rp39,05 triliun. "Total gross" SBN sebesar Rp47,31 triliun itu terdiri dari SBN internasional sebesar Rp18,95 triliun dan SBN domestik Rp28,36 triliun. SBN domestik terdiri dari obligasi negara Rp5,35 triliun, SUN tanpa kupon Rp9,55 triliun, dan ORI Rp13,46 triliun. Sementara itu ketika dikonfirmasi mengenai adanya rencana penerbitan kembali obligasi internasional untuk membiayai defisit APBNP 2008 yang meningkat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan belum bisa menjawab. "Pokoknya kalau untuk pendanaan defisit, kita usahakan dari semua sumber yang selama ini masih dianggap managable dari sisi biayanya," kata Sri Mulyani. APBNP 2008 menetapkan belanja negara sebesar Rp989,49 triliun, sementara pendapatan negara dan hibah sebesar Rp894,99 triliun sehingga terdapat defisit sebesar Rp94,50 triliun. Sebelumnya defisit di APBN 2008 hanya Rp73,31 triliun. Pembiayaan defisit itu akan berasal dari pembiayaan dalam negeri sebesar Rp107,62 triliun dan pembiayaan luar negeri "netto" sebesar negatif Rp13,11 triliun. Pembiayaan dalam negeri terdiri dari perbankan dalam negeri negatif Rp11,70 triliun dan non perbankan dalam negeri Rp119,32 triliun. Pembiayaan perbankan dalam negeri terdiri dari penggunaan rekening dana investasi Rp300 miliar, dan penambahan saldo anggaran lebih (SAL) yang disimpan pada rekening pemerintah di BI sebesar Rp12 triliun. Sementara pembiayaan non perbankan dalam negeri terdiri dari privatisasi ("netto") Rp500 miliar, penjualan aset program restrukturisasi perbankan Rp3,85 triliun, penerbitan SBN "netto" Rp117,79 triliun, dan dana investasi pemerintah negatif Rp2,82 triliun. Sedangkan pembiayaan luar negeri "netto" negatif Rp13,11 triliun terdiri dari pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sebesar Rp61,26 triliun dan penarikan pinjaman luar negeri Rp48,14 triliun. Pinjaman LN ini terdiri dari pinjaman program sebesar Rp26,39 triliun dan pinjaman proyek Rp21,75 triliun. Pembiayaan luar negeri itu mencakup semua pembiayaan utang luar negeri selain yang berasal dari obligasi internasional. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008