Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Pihak berwenang Malaysia telah menahan sedikitnya lima pemain dari tim sepak bola negara bagian Sarawak dan seorang mantan pemain tim nasional dengan tuduhan mengatur hasil pertandingan, menurut surat kabar pada Jumat. Beberapa pemain lain dari klub-klub Liga Super Malaysia juga tengah diperiksa oleh Badan Anti Korupsi (ACA), demikian dikabarkan New Straits Times. Penahanan tersebut menjadi pukulan terbaru bagi sepak bola Malaysia. Sekitar 14 tahun lalu penyelidikan yang sama pernah terjadi dan akhirnya 21 pemain dan pelatih dipecat, sementara 58 pemain terkena hukuman dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) atas dakwaan korupsi. Sekretaris Asosiasi Sepak Bola Sarawak Muhammad Maluddin, seperti dikutip koran itu, menyatakan beberapa pemain telah dihukum menyusul pemeriksaan internal. "Kami mengadakan penyelidikan sendiri dan telah melaporkannya kepada ACA," kata Maluddin. Sarawak FA melaporkan hasil penyelidikan, tidak melewati FAM, setelah timbul kecurigaan terhadap tim yang bermain semakin buruk dan sering kalah besar. "Saya terkejut karena kami tidak dikabari. Namun saya telah meneruskan laporan yang ditulis surat kabar selama beberapa hari ini mengenai dugaan pengaturan hasil pertandingan kepada polisi, ACA dan Serawak FA," kata Sekretaris Jenderal FAM Azzuddin Ahmad. "Saya juga telah memberi waktu hingga 29 April kepada Sarawak FA untuk memberi penjelasan," tambahnya. Enam pemain itu ditahan pada Kamis dan diyakini berada di kantor kepolisian, menurut suratkabar itu. Sarawak saat ini berada di posisi terbawah di liga yang diikuti 13 klub itu dan menghadapi kemungkinan degradasi ke divisi utama Malaysia musim depan. ACA juga tengah menyelidiki tim Asosiasi Sepak Bola Kepolisian dan sedikitnya sembilan pemain tengah diselidiki, kata deputi kepala kepolisian Ismail Omar. Sepak bola Malaysia yang penuh skandal itu terus mengalami penurunan prestasi setelah sempat berjaya dua dekade lalu ketika mereka menjadi kekuatan regional yang tak terkalahkan, demikian AFP. Banyak pihak yang menyalahkan manajemen yang buruk, kronisme, korupsi, kurangnya dukungan pemerintah dan tidak adanya pembinaan pemain muda, sebagai penyebab disintegrasi persepakbolaan Malaysia. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008