Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Selasa sore menguat tujuh poin menjadi Rp9.220/9.230 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.227/9.239, karena pelaku berbalik membeli rupiah, setelah harga minyak mentah dunia turun. Analis Valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, harga minyak mentah dunia turun setelah aksi mogok para pekerja selama dua hari di ladang minyak Skotlandia berakhir. Dalam kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis light sweet pengiriman Juni ditutup turun 19 sen menjadi 118,56 dolar per barel pada Selasa. "Dengan berakhirnya aksi mogok itu menimbulkan spekulasi bahwa produksi minyak mentah di Skotlandia akan kembali meningkat," katanya. Di samping itu kenaikan rupiah itu, lanjut dia, terpicu antisipasi jelang pertemuan bank sentral AS (The Fed) yang akan berlangsung dua hari untuk membahas penurunan suku bunga acuan Fedfund. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga hanya 25 basis poin, setelah ada kritik bahwa The Fed terlalu agresif dalam menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS, ucapnya. Namun , menurut dia, pelaku pasar cenderung masih hati-hati untuk masuk pasar, karena mereka beranggapan harga minyak dunia itu akan kembali bergejolak dalam waktu dekat. "Hanya saja para pelaku pasar juga mengantisipasi keluarnya data ekonomi AS baru yang diperkirakan cenderung masih melemah. karena itu dolar cenderung melemah," ucapnya. Apabila tidak ada hambatan, menurut dia, rupiah pada hari berikut akan kembali menguat dan didukung pula oleh harapan akan turunnya lagi harga minyak mentah dunia dan bunga Fedfund.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008