Surabaya (ANTARA News) - Dua unggulan teratas tunggal putra, Budi Santoso (Mutiara Bandung) dan Adnan Fauzi (Suryanaga Surabaya) meraih kemenangan mudah pada babak kedua kejuaraan Indocock Piala Walikota di GOR Sudirman Surabaya, Rabu. Budi Santoso yang mantan penghuni Pelatnas unggul dua set langsung 21-10, 21-10 atas Firmansyah (Ganesha Bandung) dan Adnan Fauzi membekuk Andi Junaedi (Tunas Harapan) 21-12, 21-9. Selanjutnya, Budi Santoso akan ditantang mantan pemain Pusdiklat Semen Gresik yang kini membela Kaltim, Teguh Siswanto untuk perebutan tiket perempatfinal. Sedang Adnan Fauzi bertemu M.Asykuru (Pelabuhan II). Langkah Budi Santoso dan Adnan Fauzi juga diikuti pemain unggulan lainnya, diantaranya Agustinus Sartono (Djarum), Taufik Hidayat Akbar (Surya Baja), Ariyanto Haryadi Putra (Tangkas), dan Farhad (Suryanaga). "Keduanya (Budi Santoso dan Adnan Fauzi) bisa bertemu di final kalau mampu mengatasi lawan-lawannya. Pertarungan sengit akan terjadi di perempatfinal, karena sejumlah unggulan mulai bertemu," kata Ketua Bidang Pertandingan Piala Walikota, Ferry Stewart. Pada nomor ganda putra, Toni Gunawan/Tri Kusharyanto (Suryanaga) juga tidak menemui kesulitan saat menghadapi Widi/Ganesh dan menang mudah 21-15, 21-15. Toni/Trikus yang juga andalan tim Jatim di PON XVII/Kaltim, merupakan unggulan pertama dan ditargetkan mampu gelar juara. Saingan terberat Toni/Trikus adalah rekan satu timnya Bagus Suprobo/Bambang Supriyanto (seeded 2) yang juga memastikan lolos ke babak ketiga usai mengalahkan Antar/Boby (Pusdiklat PMS) 21-12, 21-19. Sementara itu, nomor tunggal dan ganda putri yang jumlahnya pesertanya minim, baru akan bertanding Kamis (1/5) dan langsung perebutan tiket perempatfinal. Sedang ganda campuran hingga berita ini diturunkan belum dimainkan. Pencurian Umur Pada kesempatan terpisah, tim keabsahan yang melibatkan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri melakukan pemeriksaan medis terhadap sembilan pebulutangkis dari kelompok remaja yang dicurigai mencuri umur. Ketua Tim Keabsahan Piala Walikota, Mujiono menjelaskan sembilan pemain tersebut menjalani pemeriksaan medis di Labfor Polda Jatim untuk memastikan usianya. "Dari data-data yang disertakan serta kondisi fisik atlet tersebut, kami mencurigai adanya pencurian umur. Untuk memastikan, kami langsung lakukan pemeriksaan medis," ujar Mujiono tanpa merinci nama dan asal klub kesembilan atlet tersebut. Mujiono mengakui kasus pencurian umur pada cabang olahraga bulutangkis sudah berlangsung cukup lama, bahkan sangat parah. Para atlet rata-rata mencuri umur antara satu hingga dua tahun. Ia mengungkapkan bahwa sejak tahun 2007 hingga April 2008, sekitar 100 pebulutangkis dari berbagai kelompok usia telah terjaring kasus dugaan pencurian umur saat mengikuti kejuaraan. "Dari hasil pemeriksaan medis dan data-data administrasi atlet, sekitar 20 orang terbukti mencuri umur dan telah dikenai sanksi," tegasnya. Ketua Bidang Pembinaan Daerah PB PBSI, Yacob Rusdianto menambahkan masalah pencurian umur menjadi perhatian serius untuk dituntaskan sebagai salah satu upaya meningkatkan program pembinaan atlet. "Masalah ini sebenarnya sudah berlangsung lama dan baru setahun terakhir mulai serius untuk diberantas. PBSI juga telah mengeluarkan aturan tegas dalam masalah ini, termasuk memberi sanksi bagi atlet yang terbukti mencuri umur," katanya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008