Rekan-rekan media tahu kan, kami bolak-balik melakukan pencarian, baik dari pasukan darat maupun mengerahkan alutsista dan pesawat sipil, bahkan dari komando atas mengirim pesawat CN yang bisa melihat dari atas dan sekarang kirim lagi pesawat jenis B
Jayapura (ANTARA) - Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menyatakan, pihaknya terus berupaya keras mencari helikopter MI-17 yang hilang kontak pada Juli lalu dalam perjalanan dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang ke Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

"Rekan-rekan media tahu kan, kami bolak-balik melakukan pencarian, baik dari pasukan darat maupun mengerahkan alutsista dan pesawat sipil, bahkan dari komando atas mengirim pesawat CN yang bisa melihat dari atas dan sekarang kirim lagi pesawat jenis Boeing," katanya di Kota Jayapura, Papua, Senin.

Jajaran di lapangan, kata dia, terus berupaya melakukan pencarian meski kadang terhambat dengan cuaca yang tidak mendukung.

"Panglima TNI pun ingin cepat helikopter itu ditemukan, saya pun sebagai panglima dan danrem sebagai kolapkops juga demikian. Saya pun gin cepat ketemu. Dulu ada pesawat TNI AU setelah dua tahun kalau tidak salah baru ketemu, jadi bersabar yah," kata Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring.

Baca juga: Hingga hari ke-19 pencarian Heli MI 17 masih nihil

Sementara itu, Danyonif 725/WRG Letkol Inf Hendry Ginting mengatakan meski telah dilakukan lepas sambut pasukan Satgas Pamtas RI-PNG dari yang baru ke yang lama, pencarian helikopter yang mengangkut lima orang personelnya tetap dilakukan.

"Untuk lima orang anggota kami, memang kami sudah kembali (lepas sambut,red) tapi tetap melakukan pencarian via darat maupun udara yang dilakukan oleh Kodam Cenderawasih ataupun dari Kolakopsrem 172/PWY," katanya.

Disinggung soal perasaan karena ada lima personel yang belum kembali, Hendry mengaku sedih tetapi tetap tegar sebagai seorang prajurit TNI sebagai penjaga kedaulatan bangsa dan negara.

Baca juga: TNI bangun komunikasi dengan keluarga penumpang helikopter MI 17

"Kami berencana mengundang orang tua dari lima prajurit itu untuk datang ke batalyon dan akan kami jelaskan, agar bisa mengetahui kondisi yang terjadi. Dalam aturan jika masih belum setahun tetap mereka dinyatakan hidup dan itu harapan kami," katanya.

Ketika ditanya apakah ada tanda-tanda atau firasat sebelumnya kelima personelnya itu dinyatakan hilang kontak bersama tujuh kru dari heli MI-17 itu, Hendry mengaku tidak ada.

"Tidak ada, karena semuanya sedang gembira untuk penarikan pasukan. Kan sudah mau pengurangan pasukan, rencannya mereka diturunkan di Sentani di pos, karena cuaca di Papua tidak menentu," katanya.

Baca juga: TNI masih cari helikopter hilang kontak

Hendry juga mengungkapkan bahwa dalam pencarian juga telah diupayakan untuk dilakukan secara adat istiadat setempat, namun hingga kini belum juga ditemukan.

"Seperti bakar batu di Pegunungan Bintang, dengan cara lain, berdoa dan meminta para tokoh agama juga membantu. Personel kami bertugas selain mengamankan patok perbatasan juga membantu masyarakat setempat, seperti bercocok tanam, jadi guru atau lainnya," katanya.

Nama-nama lima anggota Yonif 725/WRG yaitu Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin, dan Prada tegar Hadi Sentana.

Sedangkan nama-nama kru yakni Kapten Cpn Aris, Kapten Cpn Bambang, Lettu Cpn Ahwar, Serka Supriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo dan Pratu Asharul.

Baca juga: Medan pencarian helikopter MI 17 hilang kontak sangat ekstrem

Baca juga: Menhan tunggu penyelidikan helikopter MI-17 hilang kontak

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019