Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi PAN DPR, Yasin Kara, meminta pemerintah tidak menjadikan faktor upah buruh murah sebagai salah satu daya tarik investasi karena seharusnya yang ditawarkan kepada investor adalah faktor produktivitas. "Untuk eksis dalam persaingan, termasuk di era global, pemerintah seharusnya menggeser daya saing buruh itu ke ranah produktivitas," ujarnya, di Jakarta, Kamis, sehubungan peringatan Hari Buruh Internasional. Ia mengatakan, jika upah rendah dijadikan sebagai daya saing industri maka hal itu justru merefleksikan kekurangmampuan pemerintah meningkatkan harkat buruh. Dengan demikian, kata Yasin Kara, pemerintah harus maksimal melakukan intervensi untuk meningkatkan kualitas buruh, baik dari segi keahlian maupun dari segi orientasi "achievement" (peningkatan) mentalitasnya. Yasin mengatakan, apabila apek-aspek itu terpenuhi maka artinya bangsa ini telah secara efektif meningkatkan daya saing sekaligus memperbaiki kesejahteraan kaum buruh. "Sekali mendayung dua pulau terlampaui yakni produktivitas dalam jumlah dan kualitas yang tinggi yang selanjutnya bisa menjadi basis peningkatan kesejahteraan buruh yang baik," ujarnya. Namun demikian, Yasin menilai, harapan demikian itu masih jauh panggang dari api. "Di satu sisi pemerintah tetap berada pada prinsip memenangkan investasi tanpa hirau terhadap perkembangan buruh dan di sisi lain buruh sudah terlanjur berada dalam perangkap perjuangan hak yang keras," katanya. Dalam kaitan ini, katanya lagi, harus ada upaya terobosan pemerintah untuk mengakhiri ketegangan yang tidak menguntungkan tersebut. Salah satu upaya itu adalah dengan mengembangkan dialog yang lebih dekat dengan prinsip sejahtera bersama.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008