Ambon (ANTARA News) - Sedikitnya tiga orang tewas dan 60 unit rumah terbakar ketika warga Desa Saleman dan Horale di Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah, terlibat bentrokan, Jumat dinihari.
Kapolres Maluku Tengah AKPB Widodo yang dikonfirmasi secara terpisah, Jumat malam, menjelaskan bahwa dua korban meninggal dalam insiden itu adalah Edward Unwaru (84), kemudian Welmina Pattiasina (47) dan cucunya Yola Pattiasina (6).
Ketiganya yang tewas terkena senjata tajam merupakan warga Desa Horale. Tiga warga Desa Horale lainnya yang belum teridentifikasi juga dilaporkan masih hilang.
Selain menelan korban jiwa dan merusakkan puluhan rumah penduduk, bentrokan yang dipucu oleh perebutan batas kepemilikan tanah itu juga menghanguskan satu unit gedung sekolah dasar dan tiga tempat ibadah.
"Saya bersama Bupati Maluku Tengah, Abdullah Tuasikal baru saja kembali dari lokasi bentrokan antarwarga itu. Namun situasinya sudah terkendali," katanya.
Masing-masing satu peleton Brimob dan Samapta Polres Malteng telah diterjunkan untuk melakukan penyekatan di perbatasan kedua desa bertetangga itu gua mencegah adanya aksi bentrokan susulan.
Sementara ratusan warga Horale yang rumahnya terbakar dalam bentrokan itu, telah diungsikan sementara ke Desa Saka dan ditampung pada tenda-tenda darurat yang dibuat aparat kepolisian.
Kapolres menambahkan, telah mengerahkan personilnya untuk melakukan penyelidikan di lapangan guna secepatnya mengungkap pemicu bentrokan itu.
"Sejauh ini, belum ada pelaku bentrokan yang diamankan karena penyelidikan masih diintensifkan oleh personil di lapangan," katanya sambil menambahkan, belasan saksi sudah dimintai keterangannya.
Ia mengatakan, terpenting kondisi keamanan sudah dapat dikendalikan personil yang diterjunkan ke lokasi kejadian dan diharapkan masalah ini dapat segera diselesaikan, sehingga tidak merembet lebih besar.
Bentrokan antarwarga di kedua desa juga pernah terjadi pada dua tahun lalu.
(*)
perebutan batas wilayah sebenarnya sudah dilaporkan ke pihak pemda dan kepolisian tetapi tidak ada tindakan nyata u/ menengahi, ya akhirnya datang juga perang tersebut, yg saya sedihkah para korban dibantai dg kepala terpenggal
Inikah cermin bangsa Indonesia yg beradab dan berkemanusiaan ? Kasus ini antara penduduk asli dan pendatang yg sudah menjurus ke arah sentimen agama
Mohon kepada pemerintah dan penegak hukum u/ disikapi dg benar
Inikah cermin bangsa Indonesia yg beradab dan berkemanusiaan ? Kasus ini antara penduduk asli dan pendatang yg sudah menjurus ke arah sentimen agama
Mohon kepada pemerintah dan penegak hukum u/ disikapi dg benar