Serang (ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung, sampai saat ini masih berlanjut bahkan satu kali terjadi gempa tektonik lokal selama 50 detik disertai ledakan keras dari kawah bukit selatan gunung. "Hingga saat ini letusan dan kegempaan Anak Krakatu meningkat, sejak ditetapkan siaga level III Senin (21/4) oleh Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Kepala Pos Pemantauan Anton Tripambudi di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Senin malam. Menurut dia, meningkatnya frekuensi letusan dan kegempaan vulkanik disebabkan adanya pembesaran lubang kawah baru di kawasan bukit selatan gunung. Pembesaran lubang kawah baru itu, menurut Anton, akan memakan waktu cukup lama juga letusan Anak Krakatau diperkirakan terus berlanjut. Bahkan, ujar dia, selama tiga hari terakhir intensitas letusan dan kegempaan hingga mencapai di atas 1.000 kali lebih dengan interval kemunculan tiga sampai enam menit. Oleh karena itu, sejauh ini petugas pemantauan belum bisa memastikan kapan berhenti letusan dan kegempaan Anak Gunung Krakatau tersebut. Berdasarkan hasil rekaman alat seismograf sepanjang Senin (5/5) pukul 00.00 sampai 18.00 WIB, petugas mencatat kegempaan mencapai 1.008 kali, yakni vulkanik A (Dalam) sebanyak 33 kali, vulkanik B (Dangkal) 57 kali, letusan 161 kali, tremor 18 kali dan hembusan sebanyak 739 kali. "Hampir setiap hari frekuensi letusan dan kegempaan Anak Krakatau meningkat karena hari (Senin) data sementara tercatat 1.008 kali dibandingkan Minggu (4/5) hanya 932 kali kegempaan," ujar Anton Tripambudi. Namun demikian, lanjut dia, letusan dan kegempaan itu tidak menimbulkan gelombang tsunami hanya terjadi pembesaran lubang kawah yang berlokasi di bukit selatan gunung. "Saya kira kecil kemungkinan terjadi tsunami dan warga diharap tenang serta tidak terpancing isu yang menyesatkan," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008