Jakarta (ANTARA News) - Negara raksasa bulutangkis dunia China telah menyimpan Piala Thomas selama delapan tahun dan Piala Uber telah 10 tahun dalam dekapan mereka, namun mereka masih berhasrat untuk mempertahankannya lebih lama lagi. "Tentunya kami ingin lebih lama lagi menyimpan kedua piala tersebut," kata pelatih kepala tim China Li Yongbo di sela-sela acara "Meet and Greet with China Team" di Jakarta, Jumat malam, yang dihadiri warga negara China di Indonesia. Para pemain China, menurut Li, memiliki keinginan kuat untuk tetap menyandingkan lambang supremasi bulutangkis beregu dunia itu walau sadar perjalanan tidak akan mudah. "Kekuatan tim saat ini sangat merata khususnya tim dari lima negara yaitu China, Indonesia, Malaysia, Korea (Selatan), dan Denmark," ujar mantan raja ganda putra dunia saat masih aktif bermain dan berpasangan dengan Tian Bingyi itu. "Apalagi semenjak sistem skor berubah menjadi 21, segala sesuatu bisa saja terjadi," imbuhnya. Dalam sembilan penyelenggaraan event dua tahunan sejak 1990, putri China mendominasi dengan merebut Piala Uber sebanyak tujuh kali, termasuk lima kali beruntun dari 1998. Dua gelar lainnya direbut beruntun oleh putri Indonesia pada 1994 dan 1996. Sementara untuk Piala Thomas sebenarnya Indonesia yang paling mendominasi pada era 1990-an dengan lima gelar. Tapi atlet putra China berjaya dalam dua penyelenggaraan terakhir, pada 2004 dan 2006. Li mengakui bahwa Indonesia, apalagi sebagai tuan rumah, memang menjadi batu sandungan yang paling berat dalam usaha mereka mempertahankan gelar, terutama untuk Piala Thomas. Namun ia menyatakan pasukannya siap berjibaku di lapangan dan tidak takut menghadapi penonton Indonesia yang tentu akan mencoba meruntuhkan semangat mereka. "Dari 20 pemain yang kami bawa, 18 di antaranya pernah merasakan menjadi juara dalam berbagai turnamen, jadi penonton tidak akan menjadi masalah buat mereka. Para pemain sudah siap menghadapi pertandingan Piala Thomas dan Uber," tandas Li. Mengenai berubahnya urutan tunggal pertama Indonesia dari Taufik Hidayat menjadi Sony Dwi Kuncoro, sang pelatih menegaskan hal itu tidak menjadi masalah. "Tidak ada bedanya untuk kami karena mereka berdua adalah pemain yang bagus," jelasnya. "Hanya saja Taufik unggul di pengalaman sementara Sony memiliki teknik dan stamina yang lebih bagus," imbuhnya. Tim Thomas China akan mengawali perjalanan mereka di Grup A dengan menghadapi negara peserta debutan dari Afrika Nigeria pada Minggu (11/5) di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Sementara Xie Xingfang dkk. menghadapi Amerika Serikat dalam laga perdana Grup A Piala Uber.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008