Gorontalo (ANTARA News) - Warga di Kabupaten Gorontalo meminta agar pihak kepolisian segera melakukan razia terhadap para oknum yang diduga menimbun Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam dua minggu terakhir. Permintaan warga itu beralasan menyusul kian maraknya penimbunan yang disinyalir dilakukan oleh para pedagang pengecer maupun pemilik pangkalan. "Bensin dijual tujuh ribu rupiah per botol atau satu liter, sementara minyak tanah harganya naik hingga seribu rupiah meski beli di pangkalan," keluh Udin (45), warga Kecamatan Batudaa. Menurut dia, selain langka, bensin dan minyak tanah lebih sulit diperoleh dibanding solar dalam beberapa hari terakhir. "Antri di SPBU percuma, karena ternyata masih ada juga pihak-pihak yang masih membeli dalam jumlah banyak sampai dua gallon," katanya lagi. Untuk itu, ia meminta agar razia segera dilakukan pihak kepolisian secara berkala selama kenaikan harga BBM terus bergejolak. Hal yang sama juga dikeluhkan warga Kota Gorontalo, dimana terindikasi masih banyak penimbunan BBM kendatipun polisi pernah menggelar razia. "Mungkin razianya tidak sepenuh hati. Kami minta para pengusaha atau industri yang ada juga dirazia," tukas Muhsin, warga Kelurahan Tenda. Sejauh ini antrian pembeli solar dan bensin di SPBU kian panjang, karena stok BBM tersebut juga dibatasi oleh pertamina. Rencana kenaikan harga BBM juga akhirnya berdampak pada kenaikan harga secara sepihak oleh pedagang dalam beberapa minggu terakhir.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008