Bandarlampung, (ANTARA News) - Beberapa bahasa daerah seperti di Papua dan Maluku telah punah dan terdapat kekhawatiran bahwa 746 bahasa daerah di Indonesia akan terus berkurang. "Bahasa yang mengalami kepunahan itu penyebabnya adalah tidak lagi digunakan masyarakat pendukungnya, baik sebagai sarana pengungkap maupun komunikasi," kata Kepala Pusat Bahasa Jakarta, Dendy Sugono, di Bandarlampung, Sabtu. Menurut prediksi peneliti, lanjutnya, dalam kurun waktu 100 tahun ke depan jumlah bahasa-bahasa di dunia hanya tersisa 50 persen. Lainnya akan punah akibat kuatnya pengaruh bahasa-bahasa utama dalam kehidupan global. Bahasa yang telah punah di Papua yakni di Kabupaten Sarmi tiga (3) bahasa (Bapu, Darbe dan Wares), di Jayapura dua (2) bahasa (Taworta dan Waritai), di Jayawijaya dua (2) bahasa (Murkim dan Walak), Manokwari satu (1) bahasa yaitu Meoswar, dan di Rajaampat satu bahasa yakni Loegenyem.Satu bahasa di Maluku Utara yang telah punah yakni Bahasa Ibu. Bahasa daerah yang berpotensi punah di Papua ada sekitar 32 bahasa (penuturnya dua sampai 100 orang), di Sarmi 10 bahasa, Jayapura enam bahasa, Waropeng tujuh bahasa, Jayawijaya tiga bahasa, Merauke satu bahasa, Paniai satu bahasa, Teluk Wondana dua bahasa, Sorong Selatan satu bahasa dan Fakfak satu bahasa.Satu bahasa Maluku utara yang terancam punah yakni Bahasa Kau. Selain data tersebut, ujar Dendy, cukup banyak bahasa daerah yang jumlah penuturnya di bawah 1.000 orang. "Bagaimanapun kondisi itu mengkhawatirkan kelangsungan hidup bahasa-bahasa daerah tersebut, terutama yang memiliki penutur kurang dari 1.000 orang," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008