Ngawi (ANTARA News) - Kapolres Ngawi, AKBP Eddy S Tambunan, Sabtu, menyatakan, pemerintah baik pemerintah propinsi Jawa Timur maupun Pusat (Dep PU) harus secepatnya melakukan perbaikan jalan utama yang mengalami kerusakan, terutama di jalur "tengkorak" Ngawi-Solo, agar tingkat kecelakaan lalu lintas bisa ditekan. Hal tersebut diungkapkan saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam kasus kecelakaan yang mengakibatkan artis di era 70-an yang juga politikus, Sophan Sophiaan (64) meninggal dunia, tepatnya di Desa Planglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jatim. "Jalan di kabupaten Ngawi yang rusak cukup panjang. Untuk jalur tengkorak Ngawi-Solo ada sekitar 36 kilometer jalan yang bergelombang dan rusak, sehingga rawan terjadi kecelakaan. Seperti yang menimpa alm Sophan Sophiaan saat tur motor gede (moge) `Jalur Merah Putih` dari arah Ngawi menuju Solo, Jawa Tengah," katanya. Kecelakaan yang menimbulkan korban tewas, berawal saat Sophan Sophiaan dan sekitar 270 orang pengedara moge, Sabtu (17/5) pagi, dari Kediri, Jatim melanjutkan perjalanan menuju Solo dan Jogjakarta, saat melintas jalur Ngawi-Sragen di km 18-19 sekitar Mantingan, kecelakaan tunggal itu terjadi. Ketika itu, ayah dua anak dan kakek seorang cucu ini bersama rombongan melaju dengan kecepatan tinggi lebih dari 100 km per-jam. Sekitar jembatan melintas di Desa Planglor, terdapat jalan berlubang cukup panjang, sehingga laju moge terganggu. Artis yang juga mantan anggota DPR ini, tidak bisa mengendalikan mogenya ketiga terjerembab di jalan berlobang di atas jembatan tersebut, sehingga dadanya terhantam stang moge warna merah marun yang dikendaraiinya. Menurut Kapolres, tingkat kecelakaan di kabupaten Ngawi terutama di jalur tengkorak Ngawi-Solo adalah paling tinggi di wilayah Jawa Timur. Pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin untuk menekan jumlah kecelakaan teruatama di jalur Ngawi-Solo. "Yang bisa kami lakukan saat ini hanyalah memasang rambu-rambu lalu lintas, terutama di jalur ini (Ngawi-Solo). Selain itu, juga menambah jumlah personel lalu lintas di jalur-jalur rawan. Untuk masalah jalan adalah kewenangan pemerintah (PU)," katanya menambahkan. Walaupun tidak punya kewenangan terhadap kondisi jalan yang rusak dan bergelombang, Polres Ngawi juga telah berusaha melaporkan rusaknya jalan kepada pemerintah Provinsi Jawa Timur, namun laporan tersebut belum sepenuhnya terpenuhi. "Polres telah berkali-kali mengirim surat kepada gubernur terkait dengan rusaknya jalan Ngawi-Solo. Pengiriman surat tersebut diharapkan bisa perbaikan secepatnya terealisasi. Jika masih seperti ini, dikuatirkan kecelakaan lalu lintas akan terus terjadi," katanya menegaskan. Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan banyaknya kecelakaan lalu lintas di jalur Ngawi-Solo yang mengakibatkan korban jiwa. Pihaknya menghimbau kepada seluruh pengendara kendaraan bermotor untuk berhati-hati. Selain kondisi jalan yang rusak dan bergelombang, frekuesni kendaraan yang lewat di jalur Ngawi-Solo sangat tinggi. Dalam dua pekan terakhir, telah terjadi beberapa kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa, diantaranya tabrakan antara bus Sumber Kecono dengan truk tangki pengangkut susu yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia, ditambah lagi dengan kecelakaan yang mengakibatkan suami artis Widyawati, meninggal dunia. Sementara itu, salah seorang warga Banjarejo, Ngawi, Suminem mengatakan, hampir setiap hari pada jalur Ngawi-Solo terjadi kecelakaan, akibat jalan yang bergelombang dan rusak. Hanya saja korban tidak sampai meninggal dunia. "Tadi, waktu rombongan moge lewat juga ada kecelakaan. Korbannya mengalami patah tulang dan harus dibawa ke rumah sakit di Solo. Korban saat itu mau menepi, karena ada rombongan moge. Saat dipinggir jalan dia terjatuh," katanya mengungkapkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008