Jakarta (ANTARA News) - Di zaman serba moderen sekarang ini tidak ada lagi budaya yang masih asli, kata Sujiwo Tejo. "Namanya juga 50 persen Jawa, yang ada yang aslilah. Lagian, apa masih ada yang asli sekarang ini? Amerika juga tidak asli," katanya, saat ditemui pada pembukaan pameran seni rupa Absolut Java 50% di Rumah Jawa, Kemang Timur, Jakarta, Sabtu malam. Sujiwo mengutarakan pendapatnya ketika ditanyakan tentang keunikan sejumlah lukisan yang memperlihatkan sosok Gareng, Semar dan Bagong serta Petruk yang berpakaian setengah Jawa setengah "Barat", juga dan tokoh-tokoh wayang bersama wanita-wanita asing berpenampilan seksi. Ia mengatakan, pameran itu memang mengangkat nilai-nilai budaya Jawa tetapi yang sudah tersisa 50 persen keasliannya. Pameran lukisan Absolut Java 50% diselenggarakan oleh Rumah Jawa bersama 16 perupa asal Jawa, termasuk Sujiwo, Andy Firmanto, Bowo Purwadi, Edi Sumaryo, Evi Sulistyawati, Giring Prihatyasono, Juko "Gundul" Sulistiono, Nurcholis, dan sebagainya. Pembukaan pameran dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzy Bowo. Dalam sambutannya, Gubernur mengatakan pameran ini mencerminkan tekad dan komitmen para perupa untuk terus meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan dan filsafat Jawa yang bermanfaat bagi bangsa. "Budaya Jawa adalah bagian dari kebudayaan nasional. Di dalamnya terkandung banyak sekali nilai-nilai kehidupan harmonis," katanya. "Dalam konteks ini, Jawa bukanlah kesukuan tetapi nilai. Di balik keunikan lukisan-lukisan yang dipamerkan, terdapat nilai-nilai hidup harmonis dalam keberagaman," katanya menambahkan. Zulfikar Latief dari Rumah Jawa mengatakan, pameran Absolut Java 50% bertujuan menampilkan kembali falsafah hidup orang Jawa, yang sering kali diwujudkan secara simbolistik. "Pameran ini juga memperlihatkan betapa arus modernisasi juga mempengaruhi kreasi para seniman Jawa era sekarang," katanya. Pameran Absolut Java 50% dijadwalkan berlangsung mulai tanggal 17-24 Mei 2008.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008