Jakarta (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berjaga di lokasi penampungan pengungsi dan pencari suaka di Gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, menunggu instruksi penarikan petugas menyusul rencana penghentian seluruh bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta pada 31 Agustus 2019.

"Pencabutan bantuan itu pihak Dinsos, UNHCR dan pihak kecamatan sedang rapat di kantor RW, tapi saya belum tahu apakah sudah selesai atau belum, kami tetap berjaga di sini, karena belum ada instruksi kapan akan tarik petugas meski katanya tanggal 31 Agustus 2019 mau dikosongkan," kata anggota Satpol PP Kecamatan Kalideres, Imaduddin, di lokasi penampungan, Jumat.

Baca juga: Bantuan DKI untuk pencari suaka dipastikan dihentikan akhir Agustus

Petugas di lokasi mengatakan 16 personel Satpol PP Kelurahan dan Kecamatan ditambah 11 personel dari Satpol PP Kota Jakarta Barat saat shift siang yang disiagakan per-harinya, akan tetap berjaga di lokasi sampai instruksi selanjutnya terbit dari pusat (Pemprov DKI Jakarta).

"Karena semua keputusan dari pusat. Sebelum ada instruksi, kami akan tetap di sini, karena ini juga kan wilayah kerja kami," kata petugas Satpol PP lainnya, Syahril.

Baca juga: Pengungsi-pencari suaka Kalideres tak tahu nasibnya setelah 31 Agustus

Terlebih, pada Kamis (22/8) petang terjadi bentrokan antara para pencari suaka/pengungsi asal Afganistan dengan yang berasal dari Sudan-Somalia yang dipicu persoalan pembagian makanan.

"Jadi kami siaga terus di sini," tutur Syahril menambahkan.

Akibat bentrokan tersebut, satu orang polisi dikabarkan terluka memar di bagian lengan karena terpukul besi rangka tenda dan beberapa unit toilet portable rusak.

Untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan, para pengungsi asal Sudan dan Somalia memilih mengalah dan pindah di luar pagar Gedung eks Kodim Kalideres.

"Pihak Sudan memilih untuk memisahkan diri, jadi ini inisiatif mereka menghindari bentrokan karena ada anak-anak kecil," ucapnya.

Terkait dengan pencabutan bantuan Pemprov DKI Jakarta, Imaduddin mengatakan tidak mengetahui detail sejak kapan dimulainya, namun pada Kamis (22/8) diketahuinya tidak ada bantuan makanan dan air dari Dinsos DKI Jakarta.

"Bantuan belum kalau sekarang, kalau kemarin bantuan datang dari perwakilan negara Prancis. Mereka membawa makanan dan kebutuhan lain untuk para pengungsi," ucap Imaduddin.

Dari pantauan di lokasi, ketika masuk ke kawasan Gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, terlihat gerbang yang digantung pengumuman "Dilarang keluar masuk area penampungan lebih dari 10 jam malam bagi WNA" setengah dibuka.

Saat masuk tercium bau tak sedap yang dari informasi yang dikumpulkan, karena ada beberapa unit toilet yang rusak.

Petugas keamanan yang terdiri dari anggota kepolisian dari Polsek Kalideres dan Satpol PP Kecamatan Kalideres berjaga di seberang lokasi penampungan.

Para pengungsi dan pencari suaka melakukan berbagai kegiatan untuk menghibur diri seperti bermain bola voli, atau berjalan-jalan di sekitar lokasi penampungan.

Tidak terlihat adanya kegiatan di tenda Dinas Sosial DKI Jakarta di halaman lokasi penampungan. Dari keterangan para pengungsi dan masyarakat sekitar, kegiatan di tenda sosial di sana sejak Kamis (22/8) lalu sudah tidak ada.

DKI Jakarta menetapkan akan menghentikan bantuan berupa kesehatan, logistik, dan air kepada sekitar 1.151 para pencari suaka dari berbagai negara, mulai Rabu (21/8) malam.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019