Jakarta (ANTARA News) - Aksi ambil untung (profit taking) menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu menjadi ditutup turun 0,65 persen, setelah mengalami penguatan sejak Senin (12/5). IHSG BEJ ditutup turun 16,251 poin menjadi 2.494,709 dan indeks LQ45 juga menurun 5,058 poin atau 0,94 persen ke posisi 534,216. Analis Riset PT BNI Sekurities, M. Alfatih, kepada ANTARA News mengatakan, beberapa saham unggulan, terutama saham energi, sudah pada angka psikologis, sehingga mengalami koreksi dan mendorong indeks turun. Fatih juga mengungkapkan bahwa melonjaknya harga berjangka minyak mentah ke rekor di atas 129 dolar AS juga menjadi sentimen negatif perdagangan saham. Namun, lanjutnya, kenaikan harga minyak dunia ini tidak terlalu berdampak negatif oleh pasar saham karena bobot saham energi dan komoditas di BEI besar. Dengan naiknya harga minyak ini akan menjadi sentimen positif bagi beberapa saham pertambangan dan komoditas lainnya serta diperkirakan potensi indeks BEI akan kembali naik masih besar. Dia juga menegaskan bahwa penurunan indeks Rabu ini lebih disebabkan oleh faktor aksi ambil untung oleh beberapa pelaku pasar. Hal itu terlihat dari indeks BEI yang sedikit menguat di akhir sesi yang ditutup di bawah satu persen dibanding pada sesi pagi yang hampir menyentuh dua persen, jelasnya. Pergerakan saham di BEI di perdagangan Rabu ini didominasi saham yang turun sebanyak 135 dibanding yang naik 77, sedangkan 60 stagnan dan 191 tidak aktif diperdagangkan. Aksi ambil untung oleh investor di beberapa saham unggulan membuat saham Bumi Resources anjlok Rp200 menjadi Rp8.250, Tambang Batubara Bukit Asam yang terkoreksi Rp100 ke posisi Rp11.550, Aneka Tambang tertekan Rp75 ke Rp3.700 dan Inco melorot Rp100 menjadi Rp6.700. Meski demikian, perdagangan saham berjalan ramai dengan transaksi yang terjadi sebanyak 89.063 kali dari 4,395 miliar saham yang diperdagangkan dan nilainya mencapai Rp6,044 triliun. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008